REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Wakil Ketua Komisi V, Muhidin Mohamad Said mengaku setuju atas keputusan Pemerintah untuk memberi pinjaman terhadap IMF sebesar 1 Miliar dolar. Asalkan, menurutnya, tidak menguras devisa.
"Sepanjang itu tidak menguras devisa saya kira tidak apa-apa," ujarnya saat dihubungi Republika, Kamis (12/7).
Selain itu, pinjaman ini kata dia harus jelas peruntukkannya, yaitu betul-betul untuk negara ketiga atau yang dikenal dengan negara-negara miskin yang memang membutuhkan.
Muhidin juga menilai adanya pinjaman ini terkait dengan hubungan internasional menyangkut masalah krisis global Eropa yang terjadi baru-baru ini.
"Yah, dalam komisi V belum dibicarakan, tapi ini menyangkut krisis global kemarin," tambah anggota fraksi Golkar tersebut.
Sebelumnya pemerintah memberi sinyal siap menjadi kreditur atau pemberi pinjaman kepada Dana Moneter Internasional (International Monetary Fund/IMF). Sebelumnya, RI memang pernah menjadi negara penerima pinjaman terbesar dari IMF.
Menteri Keuangan (Menkeu) Agus Martowardojo mengatakan pemerintah RI akan memberikan pinjaman kepada IMF mencapai 1 miliar dollar AS untuk membantu negara-negara dunia yang tengah menghadapi krisis.