REPUBLIKA.CO.ID,BANDUNG-- Industrialisasi di Indonesia masih terkendala beberapa masalah internal dan eksternal. Menurut Wakil Menteri Negara PPN atau Wakil Kepala Bappenas, Lukita Dinarsyah Tuwo, masalah utama internal berupa infrastruktur transportasi yang belum memadai.
"Dalam indeks daya saing global, komponen infrastruktur Indonesia menempati peringkat ke 82, ini tertinggi di ASEAN" kata Lukita saat Rapat Sosialisasi Kebijakan Pembangunan dengan Media Massa Tahun 2012, Kamis (5/7).
Selain komponen infrastruktur, biaya logistik di Indonesia sekitar 14 persen dari biaya produksi, seharusnya kurang dari 10 persen. "Terlebih ketersediaan energi khususnya listrik belum memadai,"jelasnya.
Sementara itu, masalah utama internal sektor industri yakni industri yang melakukan inovasi masih sangat terbatas, populasi industri masih kecil, struktur hulu-hilir masih lemah dan rantai pemasok domestik seperti IKM belum menjadi pemasok bagi industri hilir.
Oleh karena itu, Masterplan Percepatan dan Perluasan Pembangunan Ekonomi Indonesia (MP3EI) diyakini mampu mengakselerasi industrialisasi Indonesia. Lukita mengatakan, negara berkembang seperti Indonesia pertumbuhan industrinya harus menjadi mesin utama pertumbuhan ekonomi (PDB).
"Industrialisasi harus dipercepat karena bisa mengubah daya saing komparatif menjadi daya saing kompetitif,"kata
Menurutnya, tantangan eksternal industrialisasi yang paling utama adalah persoalan konektivitas nasional. "Skema MP3EI menekankan konektivitas nasional yang bertujuan untuk mengurangi biaya transaksi, mewujudkan sinergi antarpusat pertumbuhan dan mewujudkan akses pelayanan yang merata,"katanya.