Jumat 08 Jun 2012 18:53 WIB

API tak Khawatir Cina Rebut Pasar Tekstil Indonesia

Rep: Dwi Murdaningsih/ Red: Hazliansyah
Industri tekstil, ilustrasi
Industri tekstil, ilustrasi

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pengusaha tekstil dai Cina berniat membangun pabrik tekstil di Indonesia. Saat ini, 13 perusahaan bersama dua asosiasi tekstil dari Cina sedang menjajaki lokasi yang dinilai cocok untuk membangun pabrik. Sementara, Jawa Tengah menjadi pilihan.

Ketua Asosiasi Pertekstilan Indonesia Ade Sudrajat mengaku tidak khawatir dengan munculnya industri dari Cina yang dapat merebut pasar tekstil yang biasa dimiliki oleh asosiasinya. Menurutnya, jika sudah beroperasi, industri Cina akan berkonsentrasi untuk ekspor bukan untuk konsumsi dalam negeri.

"Kita dengan CCCT konsen ke pemerintah untuk menyeimbangkan impor dari sana ke sini, keseimbangan nggak bisa dicapai karena mereka punya performance lebih besar," katanya.

Ade mengatakan, kedepan ia akan mengajak anggota CCCT untuk berkunjung ke Jawa Tengah di Solo dan Boyolali, memperkenalkan lokasi untuk para pengusaha dari Cina.

Wakil ketua API Mintarjo Halim mengatakan pengusaha Cina berminat untuk membangun pabrik di Jawa Tengah karena situasi yang cukup kondusif. Menurutnya, pengusaha Cina tidak berminat untuk membangun di Jawa Barat karena banyak isu terkait kenaikan upah buruh.

Di Jawa Tengah, iklim investasi dinilai masih kondusif. Pengusaha Cina menginginkan bisa membangun satu kawasan khusus untuk industri tekstil yang terintegrasi.

Menurutnya, mereka membutuhkan sekitar 300-500 hektar lahan tanah. Selain di Indonesia, pengusaha Cina juga sudah menjajaki Vietnam dan Myanmar.

Berdasarkan dara statistik, total perdagangan kedua negara pada tahun 2011 untuk produk tekstil mencapau 2,69 Miliar. Angka ini mengalami peningkatan yang cukup signifikan sekitar 26 persen dari tahun 2010.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement