Jumat 08 Jun 2012 18:50 WIB

Seimbangkan Defisit, Cina Bangun Pabrik Tekstil di Indonesia

Rep: Dwi Murdaningsih/ Red: Hazliansyah
Industri tekstil, ilustrasi
Industri tekstil, ilustrasi

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pengusaha tekstil dari Cina berniat membangun pabrik tekstil di Indonesia. Saat ini, 13 perusahaan bersama dua asosiasi tekstil dari Cina sedang menjajaki lokasi yang cocok untuk membangun pabrik.

Dirjen Pengembangan Ekspor Nasional Kementrian Perdagangan Gusmardi mengatakan, kunjungan pengusaha dan asosiasi yang tergabung dalam China Chamber of Commerrce for Import and Export of Textiles (CCCT) ini merupakan tindak lanjut dari pertemuan sebelumnya yang pernah dilakukan pada 2010.

Kedatangan CCCT, kata Gusmardi, berpotensi meningkatkan perdagangan Indonesia dan Cina. Selain itu, investasi yang akan ditanam oleh CCCT di Indonesia juga bakal mengurangi devisit perdagangan Indonesia dan Cina.

Gusmardi mengatakan Indonesia membutuhkan keseimbangan perdagangan dengan Cina. Beberapa tahun terakhir, perdagangan Indonesia dengan negeri tirai bambu memang tercatat angka negatif. "Kami menghimbau asoasiasi untuk berinvestasi di Indonesia," ujar Gusmardi, Kamis (7/6) usai rapat dengan CCCT di kantornya.

Defisit perdagangan, kata Gusmardi bisa disikapi dengan mengajak Asosiasi Pertekstilan Indonesia (API) menggandeng pemain besar di bidang tekstil untuk mengekspor produk tekstil.

"Bagaimana nanti kita bisa mengekspor lebih banyak, tak hanya ke Cina tapi bisa juga mencari pasar ke negara lain," tambahnya.

Sebagai gambaran, pengusaha Cina itu berminat untuk membangun pabrik di Jawa Tengah.

Sementara Vice chairman CCCT Jiang Hui mengatakan, Cina berniat melakukan investasi tak hanya untuk memperkecil defisit perdagangan, tapi investasi lebih berfokus bagaimana mengembangkan industri di Indonesia.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement