REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Pertemuan menter-menteri perdagangan dalam forum Asia Pacific Economic Cooperation (APEC) mengangkat dua isu besar. Dalam forum yang selesai kemarin, Dirjen World Trade Organization (WTO) Pascal Lamy mengatakan ada hal yang cukup ‘suram’ dalam perdagangan dunia.
Ketakutan ini, kata Lamy disebabkan karena ketidakpastian terutama terkait kondisi yang terjadi di Eropa. Keadaan di benua itu belum pasti mengingat perekonomian sangat terkait dengan kondisi politik yang ada disana.
Berbagai anggota WTO yang semakin memproteksi negaranya dengan berbagai macam regulasi juga mendapat perhatian yang cukup besar dari dirjen WTO. Hampir semua negara memadang export is good, import is bad.
Wakil menteri perdagangan Bayu Krisnamurthi sebagai perwakilan dari delegasi Indonesia mengamini apa yang dikatakan Lamy. Menurutnya, sentimen publik kini hampir terjadi di semua negara sebagai dampak ketidakpastian ekonomi. Investasi, kata Bayu juga menjadi faktor yang mendukung pertumbuhan ekonomi namun sifatnya hanya sementara.
“Di tengah ketidakpastian itu mereka tetap percaya perdagangan sebagai sumber utama pertumbuhan ekonomi,” kata Bayu, Kamis (7/6).
Dalam forum APEC, para anggota memprioritaskan perhatian pada upaya mengatasi hambatan dalam mata rantai suplai (dengan target perbaikan kinerja sebesar 10 persen pada tahun 2015), penguatan partisipasi UKM dalam mata-rantai produksi.
Selain itu dibahas juga pertukaran informasi standar, kesesuaian antara kegiatan perdagangan dan kebijakan lingkungan, perbaikan iklim investasi, dan pencapaian target pengurangan biaya-biaya sebesar 25 persen pada tahun 2015.