Kamis 19 Apr 2012 21:37 WIB

Perekonomian Indonesia Kena 'Lampu Kuning'

Rep: Dwi Murdaningsih/ Red: Hazliansyah
Ekspor-impor (ilustrasi)
Ekspor-impor (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kondisi perekonomian makro Indonesia dalam keadaan cukup mengkhawatirkan.

Pengamat ekonomi Rizal Ramli mengungkapkan beberapa tahun terakhir, keadaan perekonomian Indonesia memang bagus karena rupiah menguat. Namun dalam beberapa kuartal mendatang, perekonomian Indonesia dalam 'lampu kuning'.

 

Doktor dari universitas Boston ini menuturkan, dalam beberapa kuartal mendatang, Indonesia akan mengalami defisit eskpor yang cukup tinggi. "Ekspor melambat, impor naik," ujar Rizal saat dihubungi, Kamis (19/4) malam.

 

Indonesia, kata Rizal, harus berhati-hati karena ekonomi makro mulai melemah sementara harga-harga barang semakin meningkat.

 

Perekonomian Indonesia, menurut Rizal, cukup mengkhawatirkan karena selama ini masih menerapkan sistem neoliberalisme. Artinya, Indonesia masih menempatkan segala sesuatu berdasarkan mekanisme pasar. Sistem seperti ini, kata Rizal menyebabkan Indonesia rawan mengalami krisis.

 

Misalnya, jika harga minyak dunia naik, Indonesia turut menaikkan harga BBM. Begitu pula dengan biaya pendidikan dan kesehatan.

"Mau nggak mau, naikin harga, terus ngutang, karena daya beli masyarakat rendah," ujarnya. Akibatnya, rakyat semakin sulit karena negara kurang memperhatikan upah bagi masyarakat kecil.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement