Rabu 11 Apr 2012 15:22 WIB

'Kedatangan PM Inggris Harus Dimanfaatkan'

David Cameron
David Cameron

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA - Ketua Umum Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) Sofyan Wanandi mengatakan kedatangan Perdana Menteri (PM) Inggris David Cameron ke Indonesia harus dimanfaatkan untuk menarik investor Inggris masuk ke dalam negeri.

"Sebelumnya Inggris lebih melihat China dan India dibandingkan Indonesia, tapi sekarang negara-negara Eropa memandang Asia Tenggara dan melihat Indonesia sebagai negara paling besar, tinggal bagaimana kita memanfaatkan situasi ini," kata Sofyan Wanandi di Jakarta, Rabu.

PM David Cameron melakukan kunjungan kerja ke Indonesia pada 11-12 April dengan mengikutsertakan Menteri Perdagangan Inggris Lord Green dan delegasi bisnis dari 39 perusahaan Inggris yang akan menjajaki kemungkinan kerja sama dengan Indonesia.

"Perusahaan Inggris sebenarnya sudah banyak masuk ke Indonesia, namun saat ini yang paling bagus untuk diprioritaskan untuk investasi adalah sektor infrastruktur," tambah Sofyan. Ia mencontohkan perusahaan minyak British Petroleum yang mengelola eksplorasi LNG di blok Tangguh, Papua dan perusahaan farmasi GlaxoSmithKline.

"Masih ada juga bank Standard Chartered di bidang keuangan, jadi kita harus memanfaatkan momentum ini dengan baik, saat ini sudah banyak perusahaan yang masuk tapi bagaimana agar yang belum masuk bisa berinvestasi ke Indonesia," jelas Sofyan. 

Namun agar perusahaan-perusahaan tersebut mau masuk, maka menurut Sofyan dibutuhkan kepastian hukum dan ketersediaan infrastruktur.

"Mereka berminat untuk masuk di sektor kelistrikan, bandar udara, pelabuhan laut dan juga jalan tol, tapi bila kita tidak dapat menyelesaikan masalah tanah maka dapat kehilangan momentum ini," ungkap Sofyan.

Sofyan rencananya akan memimpin delegasi 38 pengusaha Indonesia untuk bertemu dengan delegasi pengusaha Inggris pada hari ini.Para pengusaha Indonesia tersebut berasal dari beragam sektor seperti infrastruktur, manufaktur, pertambangan, kimia dan lainnya, sedangkan perusahaan Inggris dari industri barang logam, pertambangan, properti, transportasi dan komunikasi, industri makanan dan lainnya.

 

 

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement