REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Kementrian Keuangan (Kemenkeu) berencana menerbitkan obligasi syariah berdenominasi dolar atau sukuk global ketiga tahun ini.

Penerbitan itu dilakukan lantaran persiapan penerbitan sukuk global lebih cepat dibandingkan menerbitkan sukuk proyek.

Menurut Dirjen Pengelolaan Utang Kemenkeu, Rahmat Waluyanto, penerbitan sukuk global kemungkinan bisa dilakukan pada akhir semester satu atau awal semester dua 2012.

Target nilai penerbitan sendiri masih akan melihat kebutuhan keuangan negara. “Kalau kondisi ekonomi global membaik, global sukuk bisa terbitkan tahun ini,” ujarnya, baru-baru ini.

Sukuk yang diterbitkan tahun ini, menurut Rahmat, hanya akan sekitar Rp 40 triliun. Jumlah itu sekitar 17 persen dari total Surat Utang Negara (SUN) sekitar Rp 240 triliun. Jumlah penerbitan sukuk tahun ini meningkat Rp 6 triliun. Pada 2011, total sukuk yang diterbitkan mencapai Rp 34 triliun dari total SUN Rp 211 triliun.

Sementara untuk sukuk proyek, kemungkinan baru akan diterbitkan lagi jelang akhir tahun. Padahal, tahun ini pemerintah berencana memprioritaskan penerbitan sukuk proyek. Menurut Rahmat, sukuk global diterbitkan dahulu karena persiapan sukuk proyek lebih lama.

Hingga saat ini, pemerintah menerbitkan dua jenis sukuk proyek yakni sukuk proyek dengan underlying asset proyek yang ada atau akan ada di APBN serta sukuk untuk pembiayaan proyek. “Untuk menerbitkan sukuk proyek itu butuh waktu lama, harus dibicarakan dulu dengan Bappenas (Badan Perencanaan Pembangunan Nasional) dan kementrian terkait, “ papar Rahmat.

Sementara itu, Direktur Pembiayaan Syariah Dirjen Pengelolan Utang Kemenkeu, Dahlan Siamat, mengatakan nilai penerbitan sukuk nasional sampai saat ini belum setara dengan obligasi. Penerbitan sukuk masih menjadi pelengkap instrumen investasi untuk diversifikasi investor. "Pasar sukuk di dalam negeri belum terbentuk," ujarnya.

Ikuti Whatsapp Channel Republika