REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA - Jumlah penduduk Indonesia yang bekerja sebagai Entrepreneur (wirausahawan) hanya naik 1,56 persen dalam tiga tahun, per Januari 2012. Bila dibandingkan Malaysia dan Singapore, Indonesia masih sangat jauh tertinggal. Persentase wirausahawan Malaysia telah mencapai lima persen dan di Singapore telah mencapai tujuh persen.
Namun Menurut Deputi Menteri Koperasi dan Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) bidang Sumber Daya Manusia, Agus Muharram, kenaikan jumlah wirausahawan ini telah menunjukkan kondisi ekonomi yang baik bagi ekonomi mikro Indonesia. "Karena UMKM inilah sebagai pondasi kekuatan ekonomi mikro Indonesia yang telah teruji dalam menangani dampak krisis ekonomi," ujar Agus dalam acara HSBC Young Entrepreneur Challenge 2012, di Jakarta, Sabtu (3/3).
Kenaikan angka wirausahawan ini, ungkap Agus, berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS). Jumlah total wirausahawan di Indonesia didominasi oleh UMKM. Data dari BPS mencatat ada 55,3 juta unit UMKM di seluruh Indonesia. Dari 55,3 juta ini, 54 juta unit diantaranya adalah pengusaha mikro.
Pertumbuhan usaha mikro ini dinilai paling besar dan dinamis. "Wirausawan mikro ini adalah pondasi ekonomi nasional, dibanding mereka yang menengah hingga kecil," ungkap Agus. Maka dengan kenaikan tajam jumlah wirausahawan, khususnya mikro ini akan semakin menguatkan sisi wirausaha kerakyatan untuk menahan dampak krisis ekonomi global.
Selain itu bila dicermati, pertumbuhan ekonomi Indonesia mencapai 6,5 persen pada 2011 saat kondisi dunia yang mengalami krisis finansial global. Seharusnya Indonesia bisa mencapai persentase wirausahawan lebih dari pada itu.
Agus menganggap faktor mental dan paradigma karyawan, sehingga sangat sedikit dari anak muda yang berani mengambil resiko sebagai wirausahawan. Dengan banyaknya program kewirausahaan muda seperti HSBC ini, jelas Agus, akan mendidik paradigma wirausahawan muda untuk terus berusaha sebagai pembuat lapangan kerja bukan pencari kerja.