REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Rendemen atau kadar gula dalam batang tebu yang masih rendah selalu menjadi kendala sulitnya pencapaian swasembada gula di Indonesia. Kementerian Pertanian tahun ini berencana mencari sumber-sumber bibit tebu yang rendemennya di atas 10 persen.
"Misalnya kita impor dari Kolombia," kata Menteri Pertanian, Suswono, kepada Republika di kantornya, Jakarta.
Bibit tebu impor tersebut memiliki rendemen mencapai 12 persen. Bibit tersebut rencananya untuk ditanam di lahan seluas 45 ribu hektare (ha). Jumlah tersebut 10 persen dari total lahan tebu nasional yang mencapai 450 ribu ha.
Dengan 10 persen luasan saja, Indonesia dapat meningkatkan produksi gula dalam negeri mencapai 4,5 juta ton. Hal ini bisa menutupi kebutuhan konsumsi gula nasional yang hanya 2,7 juta ton per tahun.
Kementerian Pertanian, kata Suswono, selama ini menangani budidaya on farm untuk meningkatkan produksi tebu. Rendemen tebu di Indonesia tahun lalu bahkan di bawah delapan persen. Akibatnya, produksi tebu nasional di bawah target 2,7 juta ton yaitu sekitar 2,23 juta ton.
''Pemerintah masih terus meningkatkan produksi gula rafinasi untuk menutupi kebutuhan nasional,'' katanya. ''Rantai pasok gula rafinasi akan menciptakan lapangan kerja. Misalnya untuk pabrik olahan dan penggilingan gula.''