REPUBLIKA.CO.ID, SERPONG - PT Medco E&P Indonesia menargetkan pengurasan cadangan sekitar 60 juta barel setara minyak yang berada di Lapangan Kaji Semoga, Blok Rimau, Sumatera Selatan, dengan memakai teknologi injeksi surfaktan mulai 2013.
Direktur Produksi Medco E&P Indonesia Hartono Nugroho saat temu media di Serpong, Banten, Sabtu, mengatakan saat ini pihaknya masih melanjutkan proyek percontohan pemanfaatan bahan kimia untuk meningkatkan produksi di lapangan tersebut.
"Pada April 2012, kami akan mulai menginjeksikan surfaktan dan Juli 2012 menambahkan bahan polimer, sehingga akhir tahun diharapkan sudah terlihat hasilnya dari 'pilot project' ini dan 2013 mulai diterapkan pada skala penuh," katanya.
Menurut dia, saat ini produksi Rimau sudah menurun hingga menjadi 16.000 barel per hari dari sebelumnya pernah mencapai 80.000 barel per hari saat puncaknya. Namun, ia mengharapkan, produksi Rimau bakal kembali mencapai di atas 30.000 barel per hari setelah pemanfaatan injeksi bahan kimia berhasil.
Blok Rimau yang mulai diproduksikan 1996 sudah melalui tahapan produksi tingkat primer dan dilanjutkan sekunder dengan menggunakan teknologi banjir air (waterflood). Saat ini, Medco tengah mengerjakan "pilot project" untuk tahapan produksi tingkat tersier dengan memakai bahan kimia berupa surfaktan dan polimer di Lapangan Kaji Semoga.
Medco sudah melakukan studi peningkatan produksi (enhance oil recovery/EOR) di Blok Rimau sejak 2005. Pemanfaatan surfaktan nantinya menjadi pertama yang diterapkan di Indonesia. "Kami ingin tidak hanya menambah produksi dari ladang yang ada dan baru, namun juga mengupayakan dari lapangan dan sumur tua," kata Hartono.