REPUBLIKA.CO.ID, PALU - Lembaga Pengembangan Jasa Konstruksi (LPJK) diharapkan perlu mewaspadai kemungkinan adanya gempuran asing terhadap dunia konstruksi dalam negeri seiring membaiknya investasi di sektor infrastruktur.
"Indonesia sudah diakui sebagai negara bertaraf investment grade, yakni negara yang lebih baik sasaran investasi asing," kata Kepala Badan Pembina Konstruksi Kementerian Pekerjaan Umum, Bambang Goeritno saat berkunjung di Palu dalam rangka pengukuhan pengurus LPJK Daerah Sulawesi Tengah, Rabu (25/1).
Bambang mengatakan, sekarang sudah banyak asing mengincar Indonesia dengan naiknya investment gread itu. Ini semua harus dijaga. Menurut Bambang persaingan dunia konstruksi terhadap asing, salah satunya melalui tenaga ahli dan manajemen.
Hal itu kata dia tidak bisa dihalangi sebagai konsekuensi dari negara yang terbuka dengan dunia luar, meskipun ada regulasi membatasi masuknya tenaga kerja asing tersebut hanya pada bidang tertentu.
"Anda (asing) boleh masuk tapi anda jangan bawa tukang. Kalau manajemen atau tenaga ahli boleh. Tetapi kalau ternyata volume pekerjaan kita besar bisa jadi ini membuka peluang bagi mereka jika kita tidak siap," tutur Bambang.
Dia mengingatkan bahwa dunia konstruksi terkait dengan masalah ekonomi sehingga akan menarik bagi pembeli jika itu dianggap terbaik. "Ini yang harus kita waspadai. Kita harus mencetak tenaga-tenaga terampil dengan cara sertifikasi. Cara bertahan paling baik adalah dengan cara menyerang," imbuhnya.
Menurut Bambang investasi di sektor infrastruktur diperkirakan mencapai Rp 2.000 triliun hingga 2014 mendatang. Investasi tersebut bersumber dari APBN, swasta, BUMN/BUMD dan asing.
Dia mengatakan dengan membaiknya iklim investasi tersebut perlu kesiapan dunia jasa konstruksi agar tidak kewalahan mengerjakan proyek tersebut. "Kita perlu waspada jangan sampai pemerintah sudah memberikan investasi yang besar tapi kita tidak siap, kontraktor kurang, peralatan kurang, tenaga ahli kurang," bebernya.
Menurut Bambang jika jasa konstruksi tidak siap menghadapi itu semua akan memberikan peluang besar terhadap jasa konstruksi asing. Bambang mengatakan menghadapi tangan pembangunan ke depan dimana volume pembangunan terus meningkat maka dunia jasa konstruksi juga akan mendapat tantangan yang besar.
"Sekarang bisa kita lihat berapa ribu paket yang bisa diikuti oleh penyedia jasa konstruksi. Makanya lebih baik kita bantu jasa konstruksi kita membangun kapasitas yang lebih baik," katanya.
Bambang mengatakan, dirinya juga ingin melihat agar jasa konstruksi khususnya di luar Jawa memiliki kapasitas tinggi sehingga bisa mengerjakan pekerjaan lebih besar, cepat dan berkualitas.
"Kalau investasi ini bisa kita kerjakan dengan cepat saya yakin pemerintah akan menyediakan dana yang lebih banyak lagi nanti ke depannya," kata Bambang.
Bambang mengatakan pemerintah telah menargetkan percepatan realisasi APBN pada triwulan pertama sebesar 25 persen sehingga dituntut pekerjaan yang lebih cepat.