Sabtu 21 Jan 2012 12:34 WIB

Mengapa Kodak Bangkrut? Ikon Inovasi Tapi Lamban Bergerak

Kodak
Foto: AP Photo
Kodak

REPUBLIKA.CO.ID, NEW YORK - Apakah Kodak cukup dengan mengajukan perlindungan bangkrut? Ketika meminta perlindungan pada Kamis, para eksekutif Eastman Kodak, mengatakan mereka ingin meniru jejak korporat AS yang berhasil menemukan diri lagi setelah mengorganisir ulang dibawah supervisi pengadilan, seperti United Airlines dan Chrysler.

CEO perusahaan yang sering dikritik, Antonio Perez, yang telah mencoba mengubah peruntungan Kodak sejak menjabat pada 2005, mengatakan kebangkrutan adalah langkah 'dalam transformasi menuju fondasi lebih kuat bagi Kodak di masa depan. "Yang diharapkan setiap orang adalah Kodak berbisnis seperti semua lagi,' ujarnya dalam pesan video.

Bagi pengamat ekonomi, bisnis seperti semula justru masalah dalam Kodak. Mereka mempertanyakan bagaimana Kodak bisa bangkit dari kebangkrutan. "Saya memperkirakan mereka akan memainkan semua kartu yang ada," ujar guru besar hukum bisnis, Jay Lawrence Westbrook, dari Universitas Texas. Ia memprediksi Kodak akan melikuidasi sebagain besar aset dan bertahan hanya yang berpotensi menguntungkan.

Sementara pengamat yang memiliki rating penjualan Kodak sejak 2001, Shannon Cross, berkata masalah utama Kodak adalah bisnis intinya tak menghasilkan uang. Selama ini perusahaan hidup hanya dari mengandalkan biaya lisensi dari properti intelektual.

"Bagi saya itu tak memberi kepastian sekaligus tak masuk akal bahwa lisensi sebagai beberapa potensi tertinggal akan menjadi satu-satunya pegangan perusahaan," ujarnya. "Sangat sedih melihat apa yang terjadi namun juga tak mengejutkan melihat bagaimana perusahaan itu dikelola."

Pendahulu Kodak, Eastman Dry Plate.Co, dibentuk sebagai rekanan pada 1881 oleh George Eastman, dan menjadi salah satu raksasa cip biru Amerika, sebuah perusahaan yang namanya sangat sinonim dengan pengambilan foto dan kehadiran film dalam kotak kuning yang bisa ditemukan di mana-mana. Namun perusahaan itu lambat merespon kompetisi dari bisnis film dari Fujifilm Jepang yang berujung pada pemotongan harga produk.

Tak hanya itu, meski periset merekalah yang menemukan kamera digital pertama kali pada 1975. Kodak lagi-lagi lambat menerima fotografi digital mereka terus fokus pada pembuatan film. Akhirnya perusahaan itu kembali dilibas pesaingnya.

Pada dengar pendapat Kamis petang, kuasa hukum mewakili kreditur untuk Kodak mempertanyakan rencana manajemen yang ingin meminjam 950 juta dolar agar perusahaan tetap mengapung meski dalam proses kebangkrutan. Mereka tahu betul, perusahaan sudah menghanguskan 2 milyar dolar dalam dua tahun terakhir ketika berupaya menemukan diri kembali.

"Dari prespektif kami, apa yang terjadi di masa lalu adalah prolog saat ini," ujar kuasa hukum para kreditur, Michael Stamer. "Mereka telah mengambil langkah yang kami yakini pembelanjaan ceroboh dan merusak hingga membawa berakhir sepert ini," ujarnya.

Hakim kasus perdata kebangkrutan federal, Allan Gropper, yang memantau kasus tersebut berkata, "Kodak adalah lembaga bisnis besar Amerika dan setiap kreditur di sini, saya yakin ingin menyaksikan perusahan ini segera keluar dari Pasal 11 sesegera mungkin dan kembali sejahtera. Pertanyaan hari ini adalah bagaimana mencapai itu dengan cepat dan sederhana.

Pada akhir dengar pendapat, Kodak memenangkan persetujuan sebesar 650 juta dari kucuran Citigrup. Tugas pertama Kodak bisa jadi ialah menjual paten yang memang sudah ingin dilepas. Meski pembeli mungkin cemas dan takut, penjualan yang diawasi pengadilan akan menjamin proteksi lebih besar terhadap pemalsuan dan klaim-klaim lain. Kuasa hukum Kodak memperkirakan paten-paten yang dimiliki Kodak memiliki nilai 2,2  hingga 2,6 milyar dolar.

Jika penjualan berhasil--dan bergantung pada seberapa banyak yang tersisa, Kodak akan meyakinkan pengadilan bahwa mereka kini telah memiliki rencana bisnis berpotensi hidup. Maklum karena selain hutang perusahaan, Kodak pun saat ini dihadapkan pada tanggungan uang pensiun dan kesejahteraan bagi karyawanannya sesuai standar Amerika.

Direktor manajer dari Conway Mackenzei, Lawrence Perkins, sebuah lembaga restrukturisasi dan konsultasi keuangan, mengatakan kebangkrutan bisa membuat Kodak kembali dengan awalan baru. Namun itu pun bukan perkara mudah. "Ini akan menjadi proses sangat sulit," ujarnya. "Seperti yang lain bisnis telah berevolusi dan sulit untuk mengubah halauan sejarah yang sudah berdiri 130 tahun."

sumber : smh.com.au
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement