Ahad 22 Sep 2013 21:27 WIB

Bisnis Kamera Hancur ?

Rep: Friska Yolandha/ Red: M Irwan Ariefyanto
Benarkah bisnis kamera akan hancur?
Foto: FOX
Benarkah bisnis kamera akan hancur?

REPUBLIKA.CO.ID,LONDON -- Persaingan teknologi sudah tidak memandang jenis perangkat. Kini, semua bisa menjadi 'smart': smartphone, smartcamera, smartwatch, dan masih akan banyak smart lainnya. Akibat persaingan yang semakin ketat, perusahaan teknologi harus melakukan langkah aktif untuk tetap mempertahankan pelanggannya di pasar. Salah satunya dengan memangkas harga.

Produsen kamera nomor dua terbesar di dunia Nikon Corp telah memangkas harga jual untuk menarik konsumen. Hal serupa juga akan dilakukan produsen kamera lain, Canon Inc. Besarnya tekanan yang didapat dari persaingan smartphone memaksa kedua produsen kamera tersebut melakukan langkah ini. Bahkan mungkin mundur dari bisnis kamera. "Ada terlalu banyak pemain," komentar analis UBS di Tokyo Ryosuke Katsura, dikutip dari Bloomberg, Ahad (22/9).

Menurut dia, sangat sulit bagi kedua perusahaan tersebut untuk tetap di bisnis kamera di tengah persaingan yang semakin sengit. Katsura bahkan merekomendasikan pemegang saham menjual saham kedua perusahaan tersebut.

Sejak Apple memperkenalkan smartphone andalannya, Nikon dan Canon telah kehilangan lebih dari setengah nilai pasarnya. Permintaan atas kamera telah layu di industri yang telah mereka dominasi selama lebih dari satu dekade. Nikon bahkan menjadi pemain terburuk di indeks Nikkei 225 tahun ini. Nilai sahamnya jatuh 34 persen.

Hari ini kekuatan kamera Single Lens Reflex (SLR) sudah bisa diperoleh di smartphone buatan sejumlah perusahaan teknologi. Galaxy S4 milik Samsung Electronics Co dilengkapi dengan kamera 13 megapixel. Xperia Z1 milik Sony Corp menawarkan kamera dengan sensor 20,7 megapixel. Nokia Oyj baru-baru ini meluncurkan Lumia 1020 dengan kamera 41 megapixel. Sebagai bandingan, Canon EOS-1D X yang dijual seharga 6.799 dolar AS hanya menawarkan sensor 18,1 megapixel.

Nikon terpaksa menurunkan harga untuk mengurangi persediaan yang menumpuk akibat turunnya permintaan. Bulan lalu Nikon menurunkan target laba bersihnya sebesar 23 persen. Sementara Canon mengaku tidak akan menambah pangsa pasar dalam waktu dekat dengan pemotongan harga yang dilakukan. Canon telah melakukan revisi atas laba dan perkiraan penjualan lebih dulu pada Juli.

Per Juni 2013 Canon memiliki kas dan setara kas sebesar 755 miliar yen. Sementara Nikon memiliki kas sebesar 121 miliar yen. "Perubahan pasar kamera seolah mengatakan pada mereka untuk mengambil langkah drastis mengubah struktur pendapatan," ujar analis JP Morgan Chase and Co Hisashi Moriyama.

Menurut Morgan Stanley MUFG Securities Co tahun ini pengiriman kamera diperkirakan turun 30 persen menjadi hanya 69 juta unit. Produsen kamera mencoba memperlambat penurunan ini dengan menambahkan fitur smartphone ke dalam kameranya seperti fasilitas wi-fi dan bluetooth.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement