REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA - Akses petani ke kredit perbankan masih amat minim. Menurut Menteri Pertanian Suswono, bunga yang tinggi dan berbagai persyaratan masih menjadi hambatan petani untuk memperoleh kredit.
"Realisasi dari kredit perbankan ini baru berada di kisaran 4,7 persen hingga 18,1 persen," katanya dalam konferensi pers Refleksi 2011 dan Rencana Pembangunan 2012, Senin (2/1). Ia mengatakan komitmen perbankan untuk membantu petani amat perlu agar akses permodalan di sektor ini lebih baik.
"Untuk Kredit Usaha Rakyat (KUR) perbankan terkadang ada yang masih memberi ketentuan agunan," jelasnya. Padahal KUR yang memiliki plafon Rp 1 sampai Rp 20 juta seharusnya diberikan tanpa jaminan.
Terdapat sejumlah kredit yang diberikan untuk sektor pertanian dan petani. Selain KUR, terdapat pula kredit ketahanan pangan dan energi (KKP-E), kredit pengembangan energi nabati dan revitalisasi perkebunan (KPE-RP), kredit usaha pembibitan sapi (KUPS).
Karenanya, ia mengaku bakal meningkatkan kemampuan akses permodalan petani melalui sejumlah program kerja seperti PUAP dan LM3. Ia mensinyalir kedua program ini telah dilaksanakan di sembilan ribu desa dan memberdayakan seribu lebih kelompok petani.