Ahad 18 Dec 2011 17:20 WIB

'Perusahaan Modal Dengkul, Dibangun di Atas Sajadah, Shalat, dan Doa'

Rep: Agung Sasongko/ Red: Stevy Maradona
Shalat Subuh
Shalat Subuh

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA--Merupakan kewajiban setiap Muslim untuk berdakwah. Sebabnya, keliru urusan dakwah itu hanya identik dengan para Da'i, ustad, kyai dan guru mengaji.

Pendiri Pesantren Tanfidz Daarul Qu'ran, Yusuf Mansyur mengatakan perusahaan juga bisa diposisikan sebagai ladang dakwah dan ibadah dengan catatan paham caranya dan mau sepenuh hati menjalankannya.

"Saya punya pengalaman, ketika pemilik perusahaan transportasi tak segan beri peringatan kepada karyawan yang meninggalkan shalat lima waktu tanpa udzur syar'i. Menurut dia, perusahannya itu dibangun di atas sajadah, modal dengkul plus shalat dan doa. Dengan modal demikian, perusahaan ini menjadi besar," kata dia saat berbicara dalam seminar "Spiritual Business, Spiritual Company" di Jakarta, Ahad (18/12).

Mansyur menilai perusahaan yang dibangun dengan semangat dakwah dan ibahdah, pahala dan keberkahannya mengalir terus menerus. Bahkan bagi perusahaan yang dalam berkembangan akan dimudahkan usahanya.

"Bayangkan, kita punya anak buah 100 orang, 500 orang atau 1.000 orang, kalau shalatnya terjaga, betapa berkahnya tuh usaha, apalagi ditambah dengan shalat Dhuha, setoran hafalan tiap pekannya, ya, enggak usah banyak-banyak cukup lima ayat saja," kata dia.

Karena itu, Mansyur menyimpulkan sebuah perusahan yang dikelola dengan ibadah dan dakwah, perusahaan itu tak ubahnya sebuah pesantren. Karyawan yang berkerja tidak hanya mendapatkan rizki semata tetapi juga ridha dari dari yang Maha Kuasa. " Mumpung kita masih ada kekuatan, mumpung doa kita masih didengar, dan mumpung usaha lagi bagus-bagusnya..Insya Allah dashyat," pungkas dia.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement