REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Kebanyakan bank bermasalah di Indonesia ternyata bank yang dimiliki keluarga. Kenyataan ini mengemuka saat Deputi Gubernur BI Mulyaman D Hadad menjalani fit and proper test calon Deputi Gubernur BI Bidang Pengaturan Bank yang saat ini masih dijabatnya di hadapan Dewan Perwakilan Rakyat (DPR), Selasa (6/12) sore.
"Mayoritas bank di Indonesia itu bank keluarga dan dari banyak kasus, bank ini bermasalah," katanya menjelaskan. Karena itu, BI kini sedang merancang agar perbankan tidak hanya dimiliki satu pihak saja, tapi beberapa pihak.
Ia berujar, hal ini penting agar perbankan tidak dimanfaatkan oleh satu kepentingan saja. Pasalnya perbankan merupakan lembaga yang mengelola keuangan milik publik.
Selain itu, di kesempatan yang sama, Mulyaman juga menuturkan persaingan usaha bukan menjadi alasan utama mengapa beberapa perbankan collapse. "Persaingan itu, justru menyehatkan," katanya.
Meski demikian, ia tak menampik persaingan yang terlalu dominan juga tidak baik untuk kesehatan perbankan. "Karenanya kita akan coba atur ini. Bagaimana kita mendorong persaingan tapi juga melakukan intervensi terukur," katanya.
Menurutnya, hal ini akan berdampak baik pada perbankan dan nasabah. Salah satunya dalam mepercepat penurunan suku bunga kredit di perbankan.