Ahad 13 Nov 2011 17:05 WIB

India Mau Barter Beras ke Indonesia, Imbalannya Keringanan Pajak Sawit

Rep: Mutia Ramadhani/ Red: Stevy Maradona
Pekerja mengangkut beras miskin (raskin) untuk didistribusikan ke warga (ilustrasi).
Foto: Antara/Aco Ahmad
Pekerja mengangkut beras miskin (raskin) untuk didistribusikan ke warga (ilustrasi).

REPUBLIKA.CO.ID, NEW DELHI – Setelah banjir menghalangi ekspor beras dari Thailand, Indonesia mengandalkan India untuk menjadi pemasok berikutnya. India bersedia menjual 500 ribu ton berasnya.

Menteri Pangan India, KV Thomas, meminta balik kepada Indonesia untuk memberikan potongan pajak ekspor komoditas minyak sawit mentah (CPO) yang dikirim ke India. Pasalnya, India merupakan pelanggan utama minyak sawit mentah dari Indonesia.

Sejak pembatasan ekspor dan peningkatan bea keluar CPO oleh Kementerian Perdagangan RI, industri penyulingan minyak domestik di India terombang-ambing. “India terkecam kenaikan pajak yang semakin tinggi,” kata Perdana Menteri India Manmohan Singh seperti dikutip Business Recorder, Ahad (13/11).

Untuk itulah, kata Manmohan, ia melakukan kunjungan ke Indonesia akhir Oktober lalu. Menurutnya, Indonesia memiliki tiga pilihan. Di antaranya membeli beras langsung dari pemerintah India, meminta pemerintah India untuk menyediakan beras dengan potongan harga. Terakhir, mengimpor beras langsung dari perusahaan swasta di India.

Jika Indonesia memilih opsi membeli beras langsung dari pemerintah India, maka pemerintah setempat akan langsung meminta Kementerian Luar Negeri India untuk memprosesnya. Jika Indonesia meminta potongan tarif lebih rendah, pemerintah India juga menyetujuinya.

Menurut beberapa pedagang di India, Indonesia akan lebih memilih membeli dari pengusaha swasta daripada pemerintah. Sebab untuk menghindari prosedural yang panjang. Apalagi, pengusaha swasta yang berdagang beras di India mengharapkan transaksi business to business dengan Indonesia dapat terlaksana dalam sepuluh hari ke depan.

Manmohan menambahkan, Indonesia merencanakan mengimpor beras 250 ribu ton untuk pengiriman Februari atau Maret 2012. India bahkan menyampaikan kesanggupannya untuk mengekspor hingga 500 ribu ton.

Advertisement
Berita Terkait
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement

Rekomendasi

Advertisement