Jumat 14 Oct 2011 19:09 WIB

Indonesia Naksir Pelabuhan Ekspor CPO Baru

Rep: Mutia Ramadhani/ Red: Chairul Akhmad

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Lebih dari 30 tahun sejak era 1980-an, eskpor minyak sawit (crued palm oil) Indonesia berbasis di Pelabuhan Rotterdam, Belanda.

Isu krisis ekonomi global membuat pemerintah melirik, bahkan mungkin berpaling ke pelabuhan-pelabuhan baru.

Setidaknya, tiga pelabuhan menjadi usulan Kementerian Pertanian. Wakil Menteri Pertanian, Bayu Krisnamurthi, mengusulkan tiga lokasi di Eropa Timur dan Tengah. Mereka adalah Hamburg (Jerman), Turki, dan Serbia Montenegro.

“Tiga pelabuhan ini akan menjadi transit untuk pengiriman CPO Indonesia ke Uni Eropa,” kata Bayu di kantornya, Jumat (14/10).

Menurut Bayu, Rotterdam tak memungkinkan lagi menjadi tempat pembangunan pabrik pengolahan (refineri) CPO. Sebab, wilayahnya sudah penuh. Beberapa negara pengeskpor CPO lainnya, kata Bayu, juga mulai berpaling dari Rotterdam.

Semakin ketatnya aturan terhadap produk-produk minyak sawit Indonesia di Eropa Tengah, juga menjadi pertimbangan perpindahan basis perdagangan Indonesia ke negara-negara di Eropa Timur dan Eropa Utara

Pemerintah telah menjajaki perdagangan ke beberapa negara, seperti Jerman dan Slovakia. Khusus Serbia Montenegro, pemerintahan negara itu sudah meminta Indonesia melakukan ekspor komoditas perkebunan ke Eropa Timur melalui pelabuhannya.

Pertimbangan krisis ekonomi global di Eropa Tengah yang melanda Prancis, Belanda, dan Belgia misalnya, menjadi faktor penyebab selanjutnya. Ekonomi tiga negara tersebut akan melemah beberapa tahun ke depan. Sedangkan negara-negara bekas Eropa Timur dan negara Balkan, seperti Yugoslavia dan Slovakia, pertumbuhan ekonominya relatif stabil.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement