REPUBLIKA.CO.ID, SURABAYA - Musim kemarau saat ini diyakini menyulitkan penyerapan beras Bulog Divisi Regional Jawa Timur (Jatim), atau hanya mencapai 40 persen dari target pengadaan beras selama September 2011 sebanyak 700.000 ton.
"Kini, realisasi penyerapan beras kami sebesar 360.443 ton," kata Kepala Divisi Regional (Divre) Bulog Jatim, Rito Angky Pratomo di Surabaya, Senin (26/9). Menurut dia, pada kondisi normal biasanya Bulog Divre Jatim bisa menyerap sebanyak 60 persen dari total target pengadaan beras.
"Namun, kami harap bisa merealisasi target pengadaan beras tersebut," ujarnya, berharap. Kini, ia merinci, besaran penyerapan beras Bulog di Jatim paling bagus terjadi di Madura dengan kinerja 95 persen.
"Selain itu, Bondowoso 92,5 persen dan Jember 83,7 persen," paparnya. Sementara itu, tambah dia, serapan beras terendah terlihat di Malang 38 persen, Kediri 33,8 persen, Surabaya Selatan 25,7 persen, dan Surabaya Utara 12,9 persen.
"Jika target pengadaan beras kami tetap belum terealisasi, satu - satunya solusi saat ini adalah impor dan sudah mendapat izin dari Menteri Perdagangan," ucapnya, menjelaskan.
Soal impor, ia menyarankan masyarakat tidak perlu melihat asal berasnya dari Vietnam atau dari luar negeri, menyusul Jatim mendapatkan penugasan menyalurkan beras impor sebesar 325.000 ton. "Hal terpenting bagi kami, masyarakat tetap bisa makan nasi," katanya.