REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Menteri Perdagangan dan Industri (Minister Trade and Industry) Jepang, Yukio Edano, menyatakan estimasi investasi Jepang di bidang infrastruktur dan industri akan mencapai 3 triliun yen.
Angka sebesar Rp 330 triliun ini (kurs 1 yen: Rp 110) ini masuk dalam proyek Metropolitan Priority Area (MPA) yang mencakup program bantuan, kemitraan swasta dan pemerintah dan proyek swasta.
"Investasi infrastruktur menjadi jalan masuknya investasi yang lain ke Indonesia," ujar Yukio Edano dalam konferensi pers seusai pembicaraan kedua Komite Metropolitan Priority Area untuk Investasi dan Industri, Kamis (22/9).
Menurut Yukio proyek MPA saat ini sudah berjalan dan menunjukkan kemajuan. Dalam proyek ini, Jepang akan segera mengaplikasikan teknologi yang mereka miliki, yaitu dalam proyek listrik seperti power plant juga infrastruktur untuk peningkatan perdagangan.
"Perlu segera dilakukan pembangunan MRT (monorail), pelabuhan baru dan bandar udara baru untuk mengatasi bottleneck (penyempitan, red) dan memperbaiki iklim investasi," ucapnya.
Sehingga dengan adanya pembenahan infrastruktur investasi yang masuk ke Indonesia akan semakin besar. Salah satu proyek menurutnya yang masuk dalam MPA ini ialah proyek MRT (monorail). "Ambil contoh proyek MRT, yaitu 600 milyar yen tapi secara keseluruhan memang butuh visibility study (studi visibilitas)," tuturnya.
Di tempat yang sama, Menteri Koordinator Perekonomian, Hatta Rajasa, menyatakan tak kurang dari 17 proyek infrastruktur, pembangkit listrik, dan transportasi termasuk proyek MRT dibicarakan dalam MPA development vision. Selain itu menurut Hatta, ada kemungkinan Jepang memandang perlu dibangun pelabuhan udara baru, pengolahan banjir dan pengolahan sampah.
Pihak Jepang menurut Hatta, menjabarkan bahwa dengan makin tingginya investasi di Indonesia, maka negara Indonesia membutuhkan pelabuhan udara baru, hanya saat ini masih dalam proses studi teknis. "Kemungkinan di Jawa Barat," ujar Ketua Umum PAN ini.
Sejauh ini, Hatta menyatakan Pemerintah Jepang telah diberitahu soal peraturan tax allowance dan tax holiday sehingga bisa meningkatkan investasi mereka di Indonesia. Meski begitu bukan berarti dalam tender tersebut perusahaan swasta Jepang akan diistimewakan.
Cuma ia yakin dengan kelebihan kemampuan teknologi, perusahaan swasta Jepang bisa memenuhi kebutuhan tender. "Seperti proyek Central Java (pembangkit listrik), perusahaan Jepang menang karena kelebihan secara teknologi," jelasnya.