Rabu 14 Sep 2011 22:55 WIB

Bila Penurunan Rupiah Mencemaskan, BI Siap Intervensi Pasar

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA - Bank Indonesia (BI) siap mengintervensi pasar bila penurunan nilai mata uang Rupiah mulai tidak terkendali, demikian pernyataan Deputi Gubernur BI, Hartadi A Sarwono di Jakarta, Rabu, menanggapi turunnya nilai mata uang Indonesia sebesar 75 poin menjadi 8.705.

"Ada beberapa instrumen yang dapat kami gunakan untuk kembali menstabilkan nilai mata uang kita, termasuk di antaranya dengan membeli rupiah secara langsung, atau bahkan membeli Surat Berharga Negara," kata Hartadi menjelaskan bagaimana cara BI mengintervensi pasar.

Hartadi kemudian mengatakan bahwa penurunan tersebut terjadi karena kondisi pasar modal di zona eropa yang sampai saat ini belum stabil. Kantor Berita Prancis melaporkan bahwa pertumbuhan ekonomi di negara-negara pengguna mata uang euro hanya mencapai 0,2 persen sedangkan harga saham global juga jatuh.

"Masyarakat juga tidak perlu khawatir karena kondisi ini hanya berlangsung untuk sementara, zona eropa terlalu besar untuk jatuh, pasti akan ada penyelamatan dan resolusi," kata Hartadi.

Menurut Hartadi, depresiasi nilai rupiah pada hari sebelumnya juga masih lebih kecil dibanding dengan negara-negara lain di kawasan Asia Tenggara dan Asia Timur. Baru hari ini rupiah melemah terhadap dolar dengan level yang sama dengan penurunan nilai mata uang negara tetangga.

Sebagai perbandingan, dolar Singapura melemah menjadi 1,2469 dari 1,2336, won Korea Selatan terdepresiasi menjadi 1.100,31 dari 1.095,40, sedangkan dolar Taiwan turun nilainya menjadi 29,62 dari 29,45.

Sedangkan nilai mata uang Baht Tahiland yang pada Selasa bernilai 30,14 terhadap dolar AS hari ini turun menjadi 30,26. Penurunan juga nilai mata uang juga dialami oleh Filipina dari 42,80 peso menjadi 43,26 peso.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement