REPUBLIKA.CO.ID,JEMBER--Menteri Koperasi dan Usaha Kecil Menengah (UKM) Syarifuddin Hasan mengklaim bahwa pembangunan di Indonesia yang dipimpin Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) selama enam tahun terakhir dinilai berhasil.
"Ada yang mengatakan bahwa pembangunan Indonesia tidak terarah, dan pembangunan negara ini mengacu pada negara yang gagal. Mereka tidak melihat fakta," kata Syarifuddin saat berpidato di gedung serbaguna Pondok Pesantren Bustanul Ulum Al Ghozali, Kabupaten Jember, Jawa Timur, Jumat.
Menurut dia, pertumbuhan ekonomi di Indonesia luar biasa selama enam tahun terakhir, dan hal itu diakui baik oleh sejumlah negara sahabat maupun negara-negara maju. "Beberapa indikator itu bisa dlihat dari turunnya angka kemiskinan, jumlah pengangguran, pendapatan per kapita bangsa Indonesia dari tahun ke tahun," paparnya.
Tahun 2004 lalu, kata dia, pendapatan per kapita rakyat Indonesia sebesar Rp10 juta per tahun, sedangkan tahun ini mencapai Rp28 juta per tahun, sehingga ada pertumbuhan pendapatan per kapita meningkat 2,5 kali lipat. "Begitu pula dengan angka kemiskinan pada tahun 2004 tercatat 16 persen, setelah enam tahun kemudian atau 2010 turun menjadi 12,4 persen," ucap anggota Dewan Pembina Partai Demokrat itu.
Ia menjelaskan, penurunan angka penganguran juga terlihat sebagai indikator pembangunan yang berhasil yakni angka pengangguran pada tahun 2004 lalu sebesar 15 persen, sejalan dengan kemajuan pembangunan nasional kini turun menjadi 6,8 persen. "Kalau selama perjalanan enam tahun ini masih ada sesuatu yang belum dilakukan dan belum sempurna, maka akan menjadi tanggung jawab kita bersama agar pada tahun-tahun mendatang menjadi lebih baik," ujarnya.
Syarifuddin menegaskan bahwa target pemerintah pada tahun 2014 yakni pengangguran diharapkan bisa berada dibawah 5 persen, dan angka kemiskinan diharapkan dibawah 8 persen. "Pendapatan perkapita rakyat Indonesia tahun ini sebesar Rp28 juta per tahun, sehingga diharapkan pada tahun 2014 bisa menembus angka Rp40 juta per tahun," katanya, menambahkan.
Ia berharap sejumlah daerah di Jatim memberikan kontribusi yang signifikan dalam target penurunan angka kemiskinan, dan pengurangan pengangguran secara nasional karena sejauh ini pertumbuhan ekonomi Jatim melebihi pertumbunan ekonomi nasional.