REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA-- Pengamat pasar Irfan Kurniawan memperkirakan indeks harga saham gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia (BEI) berpeluang mencapai rekor 4.200 poin, setelah sebelumnya sempat menembus angka 4.000 poin.
"Peluang indeks BEI untuk mencapai angka itu sangat besar, karena arus modal asing kembali memasuki pasar saham Indonesia setelah pemerintah AS sepakat akan mengeluarkan dana sebesar 300 miliar dolar AS melalui program paket stimulus tahap ketiga," katanya di Jakarta, Kamis.
Irfan Kurniawan mengatakan, indeks BEI saat ini terkoreksi tipis hanya 0,52 persen, mengikuti melemahnya indeks Hang Seng sekitar 0,7 persen pada Kamis pagi setelah tiga hari lalu menguat.
Merosotnya bursa regional itu ternyata mampu memicu pelaku pasar domestik melakukan aksi lepas saham yang menekan indeks BEI merosot sekitar 0,52 persen, namun aksi itu diperkirakan hanya sementara saja, katanya.
Menurut dia, fundamental ekonomi makro Indonesia yang cukup baik, dan kinerja emiten yang terus meningkat serta inflasi yang masih rendah merupakan faktor-faktor yang mendorong pelaku asing kembali bermain saham di pasar domestik.
Saham-saham yang akan diburu pelaku asing antara lain industri otomotif dan perbankan, karena mereka meraih laba yang cukup besar, katanya. Penjualan mobil Astra yang meningkat pada Juli lalu dibanding Juni merupakan faktor pendorong utama bagi pelaku pasar untuk membeli saham industri otomotif tersebut.
Begitu pula saham industri perbankan, Bank BRI, sampai saat ini total transaksi selalu tinggi, karena pelaku pasar yakin akan keberadaan perseroan itu di pasar saham, kata Irfan Kurniawan.
Jadi, lanjut dia, koreksi terhadap indeks saat ini hanya sementara untuk terus menguat hingga mencapai level 4.200 poin."Kami optimistis indeks akan dapat mencapai angka tersebut, karena arus modal asing yang masuk makin kuat, " ucapnya.