Selasa 16 Aug 2011 20:29 WIB

Anggaran Belanja Negara 2012 Membengkak, Ada Defisit 1,5 Persen

Rep: M Ikhsan Shiddieqy/ Red: Ajeng Ritzki Pitakasari

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA - Pemerintah secara resmi telah menyampaikan RUU APBN 2012 melalui pidato Presiden Susilo Bambang Yudhoyono dalam Rapat Paripurna Pembukaan Masa Persidangan I DPR RI 2011-2012 di Gedung DPR, Selasa (16/8). Dalam Nota Keuangan Rancangan APBN 2012, pemerintah menambah anggaran belanja kementerian/lembaga.

Total belanja kementerian/lembaga direncanakan sebesar Rp 476,6 triliun. Jumlah itu membengkak dari belanja tahun sebelumnya sebesar Rp 432,8 triliun. Peningkatan itu disampaikan Menteri Keuangan Agus Martowardojo dalam konferensi pers RAPBN 2012 dan Nota Keuangan di Kantor Ditjen Pajak Kemenkeu, Senin (16/8).

Konferensi pers dipimpin Menko Perekonomian Hatta Rajasa. Menteri lain yang hadir di antaranya Menteri ESDM Darwin Z Saleh, Mentan Suswono, Menteri BUMN Mustafa Abubakar, Mendag Mari Elka P, Menperin MS Hidayat, Menteri KKP Fadel Muhammad, Menteri PU Djoko Kirmanto, Menteri PPN/Kepala Bappenas Armida Alisjahbana.

"Kebijakan fiskal 2012 diarahkan untuk memberikan dorongan perekonomian," kata Agus. Dalam RAPBN 2012 terkandung Rencana Kerja Pemerintah (RKP) yang bertema percepatan dan perluasan pertumbuhan ekonomi yang berkualitas, inklusif, dan berkeadilan bagi peningkatan kesejahteraan rakyat.

Pembangunan secara inklusif dan berkeadilan dilakukan melalui pembangunan empat kluster penanggulangan kemiskinan. Pembangunan berkeadilan salah satu diwujudkan dengan percepatan pembangunan Papua, Papua Barat, dan Nusa Tenggara Timur.

Sementara, pendapatan negara dan hibah dalam RAPBN 2012 mencapai Rp 1.292,9 triliun atau meningkat Rp 123,0 triliun dari target APBN Perubahan 2011 yang sebesar Rp 1.169,9 triliun. Lalu total belanja negara direncanakan Rp 1.418,5 triliun atau meningkat Rp 97,7 triliun dari pagu belanja negara APBN Perubahan 2011 sebesar Rp 1.320,8 triliun.

Dengan komposisi penerimaan dan pengeluaran itu, defisit anggaran menjadi 1,5 persen terhadap PDB atau Rp 125,6 triliun. "Pembiayaan akan diutamakan pembiayaan dalam negeri dalam bentuk SUN (Surat Utang Negara), sukuk, atau pinjaman komersial dalam negeri," katanya. Selain itu, pemerintah tetap terbitkan global bond dan SBN valas.

Penerimaan pajak dalam RAPBN 2012 direncanakan mencapai Rp 1.019,3 triliun dengan tax ratio menyentuh 12,2 persen. Nilai penerimaan perpajakan memberi kontribusi hampir 79 persen dari total pendapatan negara dan hibah. Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP) 2012 direncanakan Rp 272,7 triliun atau 21 persen dari total pendapatan negara dan hibah.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement