Senin 15 Aug 2011 11:03 WIB

Indeks Sukar Pulih ke Level 4.000? Ini Analisis Pengamat

Indeks perdagangan saham di BEI
Foto: Antara
Indeks perdagangan saham di BEI

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA-- Pengamat pasar modal, Ifan Kurniawan, memperkirakan, indeks harga saham gabungan (IHSG) Bursa Efek Indonesia (BEI) kemungkinan sulit untuk mencapai level 4.000 poin, apabila bursa global tak menentu (fluktuasi).

"Namun apabila indeks secara teknikal bisa mencapai angka 3.925 per dolar, maka kenaikannya akan berlanjut hingga mencapai 4.000 poin," katanya di Jakarta, Senin.

Tidak ada kode iklan yang tersedia.

Ifan Kurniawan yang juga analis PT First Asia Capital, mengatakan, pelaku pasar khususnya asing masih khawatir dengan krisis utang AS meski data penjualan retailnya menguat pada Juli menjadi 0,5 persen dibanding bulan Juni hanya 0,3 persen.

Jadi pasar saat ini masih melakukan konsolidasi, karena kekhawatiran atas pasar global masih tinggi, ujarnya. Menurut dia, kekhawatiran pelaku pasar itu terlihat setelah muncul data indeks konsumen AS pada awal Agustus mengalami penurunan tajam sejak 1980 menjadi 54,9 persen dibanding Juli 2011 yang mencapai 60,7 persen.

Karena itu krisisi utang di AS dan kawasan Eropa yang akan merembet ke Perancis memberikan sentimen positif terhadap pasar modal Indonesia, meski dampaknya tidak besar bursa lainnya di Asia, ucapnya. Masyarakat AS sendiri, lanjut dia pesimistis bahwa dalam jangka pendek ekonomi AS masih beresiko, karena kekhawatiran masih tetap terjadi.

Ia mengatakan, resiko dari pasar global masih ada, karena itu pelaku asing lebih cenderung melakukan aksi lepas saham ketimbang membeli yang mencapai Rp3,3 triliun naik dibanding pekan lalu hanya Rp1,4 triliun.

Namun apabila faktor global itu membaik dan mendorong pelaku asing kembali masuk ke pasar domestik, maka pergerakan indeks di BEI akan semankin mendekati angka 4.000 poin, katanya.

Menurut dia, secara keseluruhan peluang indeks naik lebih besar ketimbang bergerak turun, namun membutuhkan waktu untuk bisa mencapai 4.000 poin.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement

Rekomendasi

Advertisement