Selasa 09 Aug 2011 11:21 WIB

IHSG Masih Kena Badai, Pelemahan Terus Terjadi

Indeks perdagangan saham di BEI
Foto: Antara
Indeks perdagangan saham di BEI

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA-- Melemahnya bursa regional akibat merosotnya bursa global memberikan sentimen negatif terhadap Bursa Efek Indonesia (BEI). Indeks harga saham gabungan (IHSG) merosot tajam akibat penjualan saham secara besar-besaran.

Analis PT Bank Saudara Tbk Rully Nova di Jakarta, Selasa mengatakan, BEI dilanda aksi lepas saham oleh pelaku pasar karena khawatir dengan krisis global yang berlanjut, setelah lembaga pemeringkat Standar & Poor's menurunkan peringkat utang Amerika Serikat (AS) dari triple A menjadi AA+.

Tidak ada kode iklan yang tersedia.

"Kami memperkirakan pelaku pasar asing khawatir dengan gejolak global yang terus terjadi sehingga mendorong mereka melakukan aksi lepas," katanya.

Menurut Rully Nova, bursa regional yang mengalami koreksi harga cukup besar antara lain Indeks Kospi bursa Korea Selatan, indeks Hang Seng, bursa Hong Kong dan bursa China yang rata-rata turun di atas lima persen, setelah indek Dow Jones mengalami koreksi juga di atas lima persen.

Indeks BEI sendiri mengalami koreksi hampir mencapai lima persen atau 163,595 poin menjadi 3.689.352 poin, katanya.Ia mengatakan, indeks BEI kemungkinan akan berada dalam kisaran ketat antara 3.600 sampai 3.650 poin, apabila faktor negatif makin berkurang.

Namun apabila faktor itu masih berlanjut maka indeks akan terus merosot hingga jauh dibawah angka 3.600 poin, ujarnya.Menurut dia, merosotnya bursa global, setelah adanya kesepakatan antara pemerintah dan Kongres mengenai pagu utang AS, namun dengan catatan pemerintah harus mengurangi belanjanya selama 10 tahun kedepan.

Hal ini yang menyebabkan pelaku asing khawatir bahwa ekonomi AS akan makin terpuruk dan sulit untuk tumbuh dengan baik, karena pengurangan belanja modalnya, ucapnya.

Sementara itu, analis PT First Asia Capital, Ifan Kurniawan mengatakan, aksi lepas saham hampir terjadi di semua sektor terutama saham-saham unggulan seperti Astra Internasional, Astra Agro Lestari, United Tractor dan Indo Tambang Mega.

Koreksi harga terhadap saham-saham unggulan itu makin besar yang sebenarnya merupakan peluang bagi pelaku lokal melakukan pembelian, katanya. Pelaku lokal, menurut dia hanya bersifat menunggu dan tidak berani melakukan inisiatif untuk membeli saham yang sudah merosot tajam.

Apabila mereka melakukan pembelian saham pada saat ini maka mereka akan meraih keuntungan yang lebih baik karena peluang untuk naik bagi saham-saham itu masih besar, ucapnya.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement

Rekomendasi

Advertisement