Selasa 05 Jul 2011 16:04 WIB

Permintaan BBM Bersubsidi Tinggi, BPH Migas Ajukan Penambahan Kuota

Rep: Citra Listya Rini/ Red: Djibril Muhammad
Pembatasan BBM bersubsidi (ilustrasi)
Pembatasan BBM bersubsidi (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA - Kepala BPH Migas, Tubagus Haryono, menyatakan permintaan BBM bersubsidi mengalami kelebihan permintaan di semester pertama 2011. Padahal, ungkapnya, stok BBM bersubsidi yang ada justru jumlahnya masih sama seperti yang ditetapkan di APBN 2011.

"Begini ya memang permintaan cukup tinggi, sementara anggaran masih pakai alokasi lama," kata Tubagus, Selasa (5/7).

Mengingat semakin besarnya permintaan masyarakat akan BBM subsidi, Tubagus, mengungkapkan BPH Migas mengusulkan adanya penambahan kuota dari 38,59 juta kiloliter (KL) menjadi 40,5 juta KL di APBNP 2011. Saat ini, ujarnya, BPH Migas masih menunggu kepastian kuota BBM subsidi di APBNP 2011.

Sebagaimana diketahui, BPH Migas memperkirakan konsumsi BBM bersubsidi tahun ini akan membengkak dari 38,59 KL menjadi 40,4 juta KL. Namun, besaran kuota BBM bersubsidi 40,4 juta KL tersebut masih belum disahkan.

"Kami mengajukan 40,4 juta KL dari 38,59 juta KL. Ini belum sah jadi Pertamina tadi menambahkan kelebihan kuota tersebut," kata Tubagus.

Menurutnya, salah satu pemicu bengkaknya konsumsi BBM bersubsidi lantaran disparitas harga antara BBM bersubsidi dan non bersubsidi. Tubagus mengungkapkan terdapat sejumlah oknum yang memanfaatkan situasi pelik ini. Untuk itu, ia mengatakan BPH Migas terus mendata untuk bekerja sama dengan aparat penegak hukum.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement