REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA--PT Kimia Farma Tbk membentuk kerja sama dengan perusahaan asal Malaysia, Averroes, untuk membangun tiga apotek di negeri jiran tersebut.
Sekretaris Perusahaan PT Kimia Farma Tbk (KAEF) Adi Nugroho di Jakarta, Rabu, mengatakan, minimnya jumlah apotek di Malaysia memicu perusahaan mencoba peluang bisnis apotek bekerja sama dengan perusahaan Malaysia.
"Prospek bisnis apotek di Malaysia sangat menjanjikan karena belum maraknya bisnis apotek di sana. Selain itu, pembentukan perusahaan ini sebagai antisipasi pasar ASEAN dan akan jadi model waralaba di Malaysia," kata dia usai rapat umum pemegang saham tahunan (RUPS) KAEF.
Ia menambahkan, pada proyek pembukaan waralaba ini, perseroan akan mendapatkan royalti sebesar dua persen dari total hasil penjualan. "Proyek ini sebagai file project mengingat di Malaysia tidak ada apotek. Per apotek investasinya sekitar Rp3 miliar," ujar dia.
Direktur Utama PT Kimia Farma Syamsul Arifin mengatakan, perseroan menganggarkan belanja modal sebesar Rp105 miliar-Rp 150 miliar pada 2011. Anggaran belanja modal itu, kata dia, sebesar Rp30 miliar untuk investasi reguler dan Rp105 miliar untuk pengembangan usaha.
Ia menambahkan, perusahaan juga tengah bekerja sama dengan perusahaan asal China Tian Jin King York dalam pembangunan pabrik injeksi dan hospital solution di Indonesia.
Ia mengatakan, nilai investasi pembangunan pabrik dengan asal China ini sekitar Rp216 miliar. Pendanaan proyek ini sekitar 65 persen pinjaman dan 35 persen equity. "Pendanaan berasal dari perbankan nasional dan China," ujarnya.
Selain itu, KAEF juga akan mengakusisi PT Sinkona Lestari (SIL) dengan menambah penyertaan pemegang saham mayoritas dengan menyiapkan dana sebesar Rp20 miliar-Rp25 miliar.
Syamsul mengharapkan, dengan akuisisi ini bisnis kina di Indonesia akan menjadi satu perusahaan dan akan menguntungkan Indonesia sebagai produsen utama kina di dunia.
"PT SIL akan menerbitkan saham baru dan kami akan menambah penyertaan saham. Tahun ini dimulai," katanya.
Sementara, dalam RUPST KAEF disepakati untuk pembagian dividen sebesar Rp27,7 miliar (20 persen) dari total laba bersih perusahaan pada 2010 yang sebesar Rp138 miliar.
"Dalam RUPS tadi, pemegang saham menyepakati penggunaan 20 persen dari total nilai laba bersih 2010 untuk dibagikan sebagai dividen. Jadi dengan begitu nilai total dividen yang akan dibagikan adalah sebesar Rp27,7 miliar," ujar Syamsul.
Ia mengatakan, dengan total nilai dividen yang dibayar sebesar itu, para pemegang saham akan menerima sekitar Rp5 per lembar saham. Pembayaran dividen akan dilaksanakan pada 15 Juli 2011.