REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA--Kepala Ekonom Bank Dunia Mansoor Dailami mengatakan, Indonesia memiliki tiga sumber potensial untuk berperan dalam pertumbuhan ekonomi global, yakni demografis, stabilitas demokrasi, dan sumber daya alam. Itu bisa membuat Indonesia bersam Korea Selatan sejajar dengan Brasil, Rusia, India, dan Cina sebelum 2025.
"Harga-harga komoditas akan mengalami kenaikan, dan itu akan membawa manfaat kepada Indonesia karena tiga potensi besar itu," kata Mansoor ketika meluncurkan laporan Global Development Horizons 2011 di Universitas Paramadina, Rabu (15/6).
Selain memiliki modal penting untuk pertumbuhan, Indonesia harus membenahi berbagai tantangan. Mansoor menekankan pentingnya pendidikan untuk meningkatkan daya saing. Dia menyarankan agar anggaran untuk subsidi dikurangi, sedangkan anggaran untuk kesehatan dan pendidikan ditambah.
Mansoor menambahkan, kelas menengah di negara-negara berkembang yang bertambah membuat tren konsumsi semakin meningkat. Hal ini secara bertahap akan menjadi sumber pertumbuhan global. "Pertumbuhan kelas menengah di Indonesia tergolong cepat," kata Mansoor menegaskan.
Dia mengingatkan masih banyak yang bisa dilakukan Indonesia untuk meningkatkan daya saing, seperti memperbaik birokrasi dan transparansi dalam rangka tata kelola pemerintahan yang baik. Dia menilai proses perbaikan birokrasi dan transparansi ini sudah berlangsung di Indonesia dan negara berkembang lain.
Dalam pernyataan tertulis, Wakil Presiden Senior untuk Ekonomi Pembangunan Bank Dunia, Justin Yifu Lin mengatakan, akibat pertumbuhan yang begitu pesat di sejumlah negara berkembang, kini sentra-sentra pertumbuhan ekonomi tersebut di seluruh negara maju dan berkembang.
Menurut Justin, dunia kini sudah menjadi sangat multipolar. "Perusahaan multinasional negara berkembang kini turut membentuk industri global, begitu juga investasi antarnegara berkembang dan investasi asing," katanya. Lembaga keuangan internasional, kata Justin, harus segera beradaptasi jika tidak ingin ketinggalan.
Perwakilan Bank Dunia di Indonesia Stefan Koeberle dalam siaran persnya mengatakan, pertumbuhan kelas menengah di Indonesia tergolong cepat dengan jumlah tujuh juta orang per tahun. "Agar bisa tampil di panggung global, Indonesia harus melanjutkan upaya mereformasi lembaga negara kunci, good governance, dan kualitas sumber daya manusia," katanya.