REPUBLIKA.CO.ID, BATAM - Kepala Kantor Pelayanan Utama Bea dan Cukai Batam Setia Atma mengatakan gula impor asal Thailand yang masuk ke Pelabuhan Bongkar Muat Batu Ampar Batam hanya 8.975,06 ton sesuai izin Menteri Perdagangan. "Sesuai manives jumlahnya hanya 8.975,06 ton, bukan 11.250 ton yang disebut PT Persero Batam. Jumlahnya sesuai izin," kata Setia, di Batam, Senin (13/6).
Menurut dia, gula impor untuk kawasan bebas Batam Bintan Karimun itu diangkut dengan empat kapal yaitu MV Royal Fortune sebanyak 1.955,45 ton, MV Jutawan 1,504,20 ton, MV Far East Sun 2.807,84 ton, dan MV Hai Phong sebanyak 2.707,56 ton.
"Hampir semua sudah dipindahkan ke gudang, hanya sebagian kecil saja masih dalam proses bongkar," katanya.
Seluruh gula tersebut disimpan di tiga gudang, yaitu gudang utama PT Persero Batam 1.950 ton dan 2.800 ton, gudang Bok Seng 1.500 ton, dan gudang Mega Cipta Sengkuang 2.700 ton. "Semua gudang tersegel, sehingga tidak barang itu mungkin bisa dipindahkan," katanya.
Di tempat yang sama, Ketua Komisi II DPRD Kota Batam Yudi Kurnain mengatakan data sebelumnya yang menyebutkan gula impor yang masuk pelabuhan mencapai 11.250 ton merupakan data dari Manager Operasional PT Persero Batam, Budi Susanto. "Pada hari Kamis saat kami melakukan inspeksi mendadak, data yang diperoleh memang 11.250 ton," katanya.
Yudi mengatakan data yang diberikan pihak persero ternyata berdasarkan asumsi. Menteri Perdagangan memberikan kuota khusus bagi Badan Pengusahaan (BP) Batam untuk mengimpor 9.000 ton gula pada 2011, dengan rincian 6.000 ton untuk Batam, 1.500 ton untuk Bintan, dan 1.500 untuk Karimun.
Tujuannya agar harga gula bisa ditekan hingga 10 persen dari harga pasar saat ini yang mencapai sekitar Rp10 ribu per kilogram. Impor gula dilakukan PT Putra Kepri Mandiri, PT Pro Kepri Berjaya, PT Tri Maco Sukses, PT Sahabat Karya Mandiri, PT Batam Harta Mandiri, dan PT Pembangunan Kepri.