Selasa 07 Jun 2011 17:01 WIB

Versi IIBF, Neraca Perdagangan RI-Cina Defisitnya Hingga 53 Triliun

Bongkar muat peti kemas ekspor dan impor di pelabuhan, ilustrasi
Foto: Republika
Bongkar muat peti kemas ekspor dan impor di pelabuhan, ilustrasi

REPUBLIKA.CO.ID, SOLO - Neraca perdagangan Indonesia dengan Cina pada 2010 masih defisit sekitar Rp 53 triliun akibat masih derasnya arus impor barang dari negara berpenduduk semiliar lebih itu ke Tanah Air, kata President Indonesia Islamic Business Forum Heppy Trenggono.

"Jika dahulu kita menghadapi VOC, hari ini kita menghadapi VOC jilid kedua yang jumlahnya ribuan. Tidak hanya sumber daya alam yang dikuasai asing, tetapi hampir seluruh aspek kehidupan didominasi oleh asing," katanya di Universitas Muhammadiyah Surakarta, Selasa.

Heppy mengatakan hal itu berkaitan dengan Kongres Kebangkitan Ekonomi Indonesia yang akan digelar pada 22-26 Juni 2011 di Solo.

Menurut dia, bangsa Indonesia sekarang ini menghadapi kenyataan bahwa 80 persen pasar tekstil telah dikuasai asing, 80 persen pasar farmasi dikendalikan asing, bahkan 92 persen industri teknologi dikuasai oleh asing. "Hal itu menunjukkan bahwa bangsa ini tidak bisa berbuat sesuatu yang semestinya di negeri sendiri," katanya.

Ia mengungkapkan pada 2005 ada 429 perusahaan tekstil kolaps, sedangkan pada 2008 sebanyak 200 industri gulung tikar. "Lihat berbagai produk yang kita gunakan sehari-hari yang ada di kamar mandi, di dapur, di ruang tamu, di jalan-jalan, bahkan mainan anak-anak, pakaian, buah-buhan, makanan pokok tanpa kita sadari ternyata semuanya telah didominasi oleh produk-produk asing," katanya.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement