REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA - Kurs rupiah terhadap dolar AS di pasar spot antarbank Jakarta, Jumat pagi naik tajam mendekati level Rp 8.500 per dolar, karena pelaku kembali melakukan pembelian rupiah. Nilai tukar rupiah terhadap dolar naik 20 poin menjadi Rp 8.530 per dolar dibanding penutupan hari sebelumnya Rp 8.550.
Direktur Retail Banking PT Bank Mega Tbk, Kostaman Thayib di Jakarta, mengatakan, menguatnya rupiah, karena berbagai faktor positif dari eksternal sangat mendukung pasar uang domestik. Para pelaku asing kecewa dengan berbagai data ekonomi AS yang masih belum pulih, kata Kostaman Thayib.
Menurut Kostaman Thayib, data ekonomi AS seperti penjualan rumah yang masih lemah, industri AS melesu, serta klaim pengangguran yang tinggi. Akibatnya pelaku asing lebih cenderung membeli rupiah ketimbang dolar sehingga mendorong mata uang lokal itu naik tajam, ucapnya.
Apalagi, lanjut dia, mata uang asing itu (dolar AS) di pasar global cenderung melemah terutama terhadap euro menjadi 1.4308 dari sebelumnya 1.4236.
Kalau melihat kondisi pasar seperti ini kenaikan rupiah terhadap dolar AS merupakan hal yang wajar, katanya. Kondisi pasar itu, menurut dia kemungkinan akan mendorong rupiah itu bisa mencapai level Rp 8.500 per dolar. "Kami optimis rupiah akan dapat mencapai level Rp 8.500 per dolar, karena faktor positif makin mendorong pelaku membeli rupiah," ucapnya.
Sementara itu, Analis PT Bank Saudara Tbk, Rully Nova memperkirakan rupiah pada akhir pekan ini akan dapat mencapai Rp8.500 per dolar apabila Bank Indonesia (BI) tidak masuk ke pasar. BI kemungkinan akan menahan rupiah agar tidak terlalu cepat mencapai angka Rp 8.500 per dolar, ucap Rully Nova.
Rupiah , menurut dia, peluangnya sangat besar untu bisa mencapai level Rp 8.500 per dolar.
Hanya tinggal selangkah untuk bisa mencapai level tersebut, ujarnya.