REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA - Direktur Utama PT Merpati Nusantara Airlines Sardjono Jhony Tjitrakusumo mengatakan, perusahaan itu terancam kehilangan pesawat sewaan akibat belum mampu melunasi kewajiban utang. "Pada periode 5 Mei 2011 Merpati masih memiliki utang kepada delapan lessor yang mencapai 4 juta dolar AS," kata Jhony di sela Rapat Kerja dengan Komisi VI DPR di Gedung MPR/DPR di Jakarta, Rabu.
Menurut Jhony, meski utang tersebut telah berkurang dari Mei 2010 yang mencapai 24 juta, namun ancaman penarikan pesawat oleh lessor kemungkinan dapat terjadi akibat belum mampu melunasi utang.
Tercatat utang per Mei 2011 kepada delapan lessor meliputi Aeroturbine 1,816 juta dolar AS, ST Aerospace 0,401 juta dolar AS, Shanon/525 0,07 juta dolar AS. Ketiga perusahaan ini adalah lessor mesin pesawat.
Selanjutnya ACG Acquisition 0,573 juta dolar AS, Aircastle Intrepid 2,986 juta dolar AS, sementara utang kepada Jetlease dan Jetscape masing-masing 0,482 juta dolar AS dan 0,35 juta dolar AS. "Utang Aircastle Intrepid, Jetlease, Jetscape adalah untuk penyewaan pesawat," kata Jhony.
Meski demikian, utang yang telah dilunasi yaitu kepada Apollo I senilai 0,479 juta dolar AS.