REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA- Kementerian Keuangan kesulitan menjaga anggaran subsidi BBM tahun ini tidak meningkat. Alasannya, saat ini terdapat faktor-faktor yang mendorong perlunya ada penambahan subsidi BBM, seperti penundaan pengaturan konsumsi BBM bersubsidi.
"Program yang seharusnya dilaksanakan pada bulan apa, di mana APBN mengatakan pembatasan BBM sudah mulai pada bulan apa, sudah terlewati. Dari satu sisi itu saja sudah ada potensi penambahan subsidi," kata Dirjen Anggaran Kemenkeu Herry Purnomo, Rabu (20/4).
Faktor lain yang mendorong kenaikan anggaran subsidi BBM adalah peningkatan Harga Minyak Mentah Indonesia atau Indonesia Crude Price (ICP). "Kita masih latihan terus. Belum lagi faktor kenaikan harga ICP, konsumsi yang meningkat di atas target," katanya.
Perlu diketahui, hingga Maret 2011 rata-rata produksi minyak hanya mencapai 906.000 barel per hari. Sementara target asumsi yang diharapkan dalam APBN 2011 sebesar 970.000 barel per hari. Untuk Kuota Premium 38,6 juta kilo liter, subsidinya Rp 98,2 triliun.