Sabtu 26 Mar 2011 09:36 WIB

Bali Ekspor Ikan Kerapu Hampir Satu Juta Dolar

REPUBLIKA.CO.ID,DENPASAR--Bali memperoleh devisa dari ekspor ikan kerapu sebesar 935.783 dolar AS selama bulan Januari 2011, menurun 18,24 persen dibanding bulan yang sama tahun sebelumnya yang hanya 1,14 juta dolar AS. "Pengapalan ikan kerapu dari segi volume juga berkurang dari 280,5 ton pada Januari 2010 menjadi 188,9 ton pada Januari 2011," kata Kabag Publikasi dan Dokumentasi pada Biro Humas dan Protokol Pemprov Bali I Ketut Teneng di Denpasar, Sabtu.

Ia mengatakan, perdagangan ikan kerapu ke pasaran mancanegara sangat ditentukan oleh kondisi pasar, serta persediaan matadagangan yang dihasilkan nelayan. Ikan kerapu merupakan salah satu dari sebelas jenis produksi sektor perikanan dan kelautan yang mampu menembus pasaran luar negeri. Hasil perikanan lainnya yang bersaing di pasaran ekspor meliputi ikan hias hidup, ikan kakap, tuna, kepiting, ikan nener, lobster, rumput laut dan sirip ikan hiu,Ketut Teneng menjelaskan, ekspor ikan kerapu dari Bali pada 2010 mampu menghasilkan devisa 11,33 juta dolar AS , meningkat 21,58 persen dari tahun sebelumnya yang tercatat 9,32 juta dolar AS.

Pengapalan ikan kerapu ke pasaran luar negeri mempunyai prospek yang cukup baik, karena selama lima tahun terakhir periode 2006-2010 mengalami peningkatan rata-rata 17,84 persen.Mata dagangan ikan kerapu dalam bentuk beku, segar dan bibit itu menembus pasaran Jepang, Amerika Serikat, Eropa, dan Australia. Devisa yang diperoleh dari pengiriman mata dagangan tersebut selama 2006 tercatat 8,19 juta dolar AS, menurun 48,96 persen menjadi 4,18 juta dolar AS pada tahun 2007.Perolehan tersebut kembali meningkat sebesar 52,60 persen menjadi 6,38 juta dolar AS pada tahun 2008 dan bertambah lagi 46,14 persen menjadi 9,32 juta dolar AS pada tahun 20009 dan terus meningkat cukup signifikan dalam tahun 2010.

Produksi perikanan menurut Kepala Dinas Perikanan dan Kelautan Provinsi Bali I Gusti Putu Nuriatha, selain ikan kerapu dan sebelas jenis komoditi perikanan lainnya mampu memberikan andil yang cukup berarti dalam menopang perolehan eskpor non migas Bali.Sektor perikanan Bali mempunyai andil sebesar 22,80 persen terhadap total ekspor Bali secara keseluruhan yang mencapai 519,9 juta dolar AS selama 2010, meningkat 3,46 persen dari tahun sebelumnya yang tercatat 502,4 juta dolar AS.

Sedangkan pada bulan Januari 2011 ekspor sektor perikanan sebesar 10,35 juta dolar AS, meningkat 8,66 persen dari bulan yang sama tahun sebelumnya hanya 9,53 juta dolar AS.Bali menurut Gusti Nuriatha menjadi pionir produsen kerapu dan benih bandeng di Indonesia berkat dukungan Balai Besar Riset Perikanan Budidaya laut yang ada di Gondol, Kabupaten Buleleng, Bali utara. Masyarakat pesisir dan nelayan di sepanjang pantai utara Bali, khususnya di Kecamatan Grokgak telah mampu mengadopsi rekayasa teknologi pembenihan kerapu dan bandeng atau yang lebih dikenal dengan "hatchery" skala rumah tangga (HSRT).

HSRT berkembang di sepanjang pantai kini mencapai 2.000 unit yang memproduksi benih kerapu dari telor sampai menjadi benih ukuran lima hingga tujuh sentimeter. Nelayan untuk membesarkan bibit hingga mencapai ukuran tersebut membutuhkan waktu selama 25 bulan dan selanjutnya benih tersebut dibesarkan dalam keramba jaring apung (KJA) selama delapan bulan hingga siap dipanen untuk dipasarkan.

Setiap ekornya mempunyai rata-rata berat 750 gram dan pemasarannya selama ini cukup lancar, selain memenuhi konsumsi masyarakat Bali, termasuk hotel juga untuk matadagangan ekspor. Gusti Nuriatha menjelaskan, benih kerapu yang dihasilkan Bali, selain untuk memenuhi pengembangan daerah setempat juga sebagai matadagangan antarpulau, termasuk memenuhi kebutuhan bibit di Sumatera dan Sulawesi.Secara ekonomis pembenihan kerapu sangat menguntungkan, namun memerlukan keterampilan dan ketekunan dalam pemeliharaan benih ikan yang bernilai ekonomis tinggi itu, ujar Gusti Nuriatha.

sumber : antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement