Sabtu 19 Mar 2011 09:10 WIB

Libya Nyatakan Gencatan Senjata, Harga Minyak Jatuh

REPUBLIKA.CO.ID,NEW YORK--Harga minyak dunia jatuh pada Jumat waktu setempat dalam perdagangan yang volatile setelah eksportir utama minyak mentah Libya menyatakan gencatan senjata dengan pemberontak, mengurangi kekhawatiran tentang kemungkinan kerusakan pada fasilitas energi. Kontrak utama New York, minyak mentah light sweet untuk pengiriman April, menetap di 101,07 dolar AS per barel, turun 35 sen dari penutupan pasar Kamis.

Di London, minyak mentah Brent North Sea untuk pengiriman Mei turun 97 sen menjadi ditutup pada 113,93 dolar AS per barel. Minyak Brent telah jatuh tiga dolar AS segera setelah pengumuman gencatan senjata dari pemimpin pemerintah Libya Moamer Qaddafi.

Untuk pasar, pengumuman mengindikasikan "bahwa perang yang lebih luas tidak akan terjadi di Afrika Utara," kata Andy Lipow dari Lipow Oil Associates. Tapi, katanya, masih ada "kemungkinan Libya terpecah antara barat dan timur dan produksi minyak dapat tetap tutup dalam waktu jangka panjang.

Kerusuhan pro-demokrasi praktis telah menghentikan ekspor minyak mentah Libya ke Barat. Harga minyak mentah sebelumnya telah melonjak setelah PBB pada akhir Kamis memberi lampu hijau untuk zona larangan terbang di atas Libya untuk menghentikan pasukan Qaddafi menghancurkan pemberontakan pro-demokrasi.

Sebuah koalisi negara-negara Barat Jumat bergegas untuk cepat memulai serangan udara terhadap negara Afrika Utara. Libya mengatakan gencatan senjata itu disebut sesuai dengan tuntutan Dewan Keamanan PBB. Di tengah kerusuhan politik di dunia Arab, kontrak acuan berjangka New York tetap di atas 100, Rich-Ilczyszyn dari Lind-Waldock mencatat.

"Saya pikir risiko masih ke kecenderungan naik," katanya, menambahkan: "Ada eskalasi di Yaman yang kita awasi sangat erat." Presiden Yaman Ali Abdullah Saleh memerintahkan keadaan darurat

setelah rezim loyalis pada Jumat menewaskan sedikitnya 46 pengunjuk rasa, menurut tenaga medis, dalam bentrokan paling berdarah dalam beberapa pekan kerusuhan.

Saksi mata mengatakan pro-Saleh "yang kejam" sudah menghujani peluru dari atap sekitar lapangan di Universitas Sanaa, pusat demonstrasi menentang Saleh, menambahkan bahwa lebih dari 400 orang terluka. Kerusuhan di produsen minyak Bahrain juga berkontribusi terhadap kegelisahan pasar.

Standard & Poor's mengatakan Jumat, telah memangkas peringkat utang lokal jangka panjang dan jangka pendek Bahrain dan peringkat kredit mata uang asing karena meningkatnya kerusuhan politik di monarki Teluk itu. Investor melacak perkembangan terbaru di Jepang, importir minyak ketiga terbesar di dunia karena negara sedang kesulitan setelah gempa bumi dan tsunami 11 Maret dan berpacu untuk mencegah bencana pada pembangkit listrik tenaga nuklir akibat gempa.

"Empat persen dari kapasitas pembangkit listrik Jepang offline pada basis berkelanjutan setelah pembangkit listrik tenaga nuklir ditutup, yang berarti bahwa kebutuhan energi Jepang harus ditutup dengan bahan bakar fosil seperti minyak, batu bara dan gas untuk meningkat lebih besar," kata analis Commerzbank dalam sebuah catatan penelitian kepada kliennya.

sumber : antara/AFP
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement