Rabu 16 Mar 2011 16:18 WIB

Bagi Indonesia, Energi Nuklir adalah Pilihan Terakhir?

Reaktor nuklir
Reaktor nuklir

REPUBLIKA.CO.ID,  JAKARTA - Menko Perekonomian Hatta Rajasa menyatakan bahwa penggunaan energi nuklir di tanah air merupakan alternatif terakhir. Nukli baru dipilih bila tidak ada lagi energi alternatif yang tersedia.

"Saya hanya ingin sampaikan ada atau tidak ada gempa di Jepang, Indonesia menempatkan nuklir pada pilihan terakhir. Sepanjang kita punya energi alternatif atau campuran," ujarnya di Jakarta, Rabu (16/3). Tapi, ia menambahkan, meski nuklir pilihan akhir, Indonesia tidak menutup diri.

Menurut dia, saat ini pemerintah lebih memilih pengembangan energi alternatif lain sebagai pengganti BBM untuk pembangkit listrik. Ia menyebutkan, jenis energi alternatif yang perlu dipercepat penyelesaiannya sekarang adalah gas.

Percepatan pembangunan infrastruktur untuk gas termasuk membangun terminal terapung di laut. "Kendaraan transportasi umum dan pribadi harus menggunakan gas, stasiun pompa bahan bakar gas (SPBG) diperbanyak. Mungkin perlu insentif untuk pembelian 'converter', lebih penting percepat 'receiving terminal', agar daerah penghasil LNG bisa disalurkan ke daerah yang membutuhkan," katanya.

Menurut Hatta, pengembangan energi alternatif harus dilakukan sehingga kuota BBM bersubsidi dalam APBN 2011 sebesar 38,5 juta kiloliter tidak membengkak. "Tidak ada jalan lain harus ada penurunan biaya pokok penyediaan (BPP) dengan cara pengembangan energi alternatif. Jangan tergantung kepada BBM, tapi perlu percepatan di sektor batubara, dan geothermal," katanya.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement