Jumat 11 Mar 2011 18:55 WIB

Gubernur BI Tepis ada Kartel Perbankan

Rep: Ichsan Emrald Alamsy/ Red: taufik rachman

REPUBLIKA.CO.ID,NUSA DUA – Gubernur Bank Indonesia, Darmin Nasution, membantah adanya persaingan tidak sehat berupa kartel antar Bank di Indonesia.

‘’Indikasi kartel? Enggak lah, ya sebetulnya saya sendiri tidak tahu bagaimana ceritanya,’’ ungkap Darmin sesuai memberikan konferensi pers di Hotel Grand Hyatt, Nusa Dua, Bali, Jumat (11/3).

Ia memiliki alasan tersendiri soal bantahannya, menurutnya tingkat bunga antar bank itu tidak sama. Apalagi saat ini banyak perbedaan suku bunga antara Bank Besar, seperti yang ia sebutkan BCA dengan bank lainnya. Sehingga tak bisa disebut kartel. ’’Jelas-jelas sangat beda satu sama lain, memang kemudian kita lihat kalau ada keterbukaan, itu akan membuat justru cederung menurun dan spreadnya mengecil,’’ paparnya

Akan tetapi menurutnya soal perhitungan yang tidak sehat, sebenarnya itu merupakan benefit yang ada. Hal ini terjadi karena debitur tidak mengetahui infromasinya dengan baik.

‘’Karena tidak mengetahui kemudian mewajibkan bank mengumumkan prime lending ratenya itu akan membuat debiturnya tahu, sehingga masing2 bisa mengukur diri, kalau trackrecord belum panjang jangan juga menganggap enggak punya resiko sebagai debitur, dan itu kita percaya akan membuat kemudian tingkat bunganya pelan-pelan menurun, enggak tiba-tiba, karena dengan informasi itu selain control memberikan posisi bargaining,’’ paparnya.

Sebagai informasi  Komisi Pengawas Persaingan Usaha (KPPU) memperkirakan ada indikasi praktek kartel yang dilakukan oleh 14 bank besar. Hal ini karena struktur perbankan Indonesia kini dikuasai oleh 14 bank besar yang masuk ke dalam Systematically Important Bank (SIB). Efeknya 100 Bank lainnya harus merugi karena ini.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement