REPUBLIKA.CO.ID,CILEGON — Sejumlah sopir yang tengah terjebak macet di Pelabuhan Merak, Cilegon, Banten meminta kepada Presiden Susilo Bambang Yudhoyono untuk mencopot Menteri Perhubungan, Freddy Numberi. Mereka menilai Freddy Numberi tidak becus membenahi transportasi dan terkesan membiarkan penumpukan ribuan truk yang hendak menyeberang dari Pelabuhan Merak menuju Pelabuhan Bakauheni, Lampung, itu menjadi berlarut-larut.
“Antrean truk seperti ini sudah berkali-kali terjadi. Bahkan, antrean truk kali ini sudah terjadi selama sebulan. Masa belum bisa diatasi juga?” tanya Idham Halim, salah seorang sopir truk, saat ditemui di area parkir Dermaga III Pelabuhan Merak, Cilegon, Kamis (3/3).
Selaku warga negera, Idham berhak untuk meminta presiden mengganti pembantunya yang tidak becus bekerja. “Kalau sehari-dua hari terjadi penumpukan, itu masih wajar. Tapi, kalau sudah sebulan seperti ini sudah tidak wajar,” kata Idham.
Antrean panjang mulai terjadi sejak Jumat (4/2) lalu atau sepekan setelah kebakaran Kapal Motor Penumpang (KMP) Laut Teduh II di sekitar Pulau Tempurung, Perairan Selat Sunda. Kemacetan panjang tersebut baru bisa diurai pada Selasa (15/2) setelah waktu bongkar muat dipercepat dan sejumlah kapal besar di Dermaga III, IV, dan V dioperasikan. Namun, tiga hari kemudian, antrean panjang ribuan truk kembali terjadi karena jumlah kapal yang beroperasi minim.
Hingga kini penumpukan truk belum juga dapat terurai. Ekor antrean truk hingga Kamis (3/3) masih berada di Kilometer 90 Tol Tangerang-Merak atau sekitar 12 kilometer dari Palabuhan Merak. Meski terdapat 3 kapal tambahan, namun hingga saat ini penumpukan belum dapat teratasi.
PT ASDP Indonesia Ferry berencana menambah empat kapal bantuan. Sehingga, kapal bantuan yang beroperasi melayani penyeberangan dari Pelabuhan Merak ke Pelabuhan Bakauheni menjadi 7 kapal.