REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA - Kementerian Pertanian meningatkan Bulog untuk tidak lagi melakukan impor beras pada Maret nanti. Hal ini mengingat masa puncak panen yang jatuh pada bulan tersebut.
"Kami harap Maret ini tidak lagi impor beras Bulog masuk," ujar Menteri Pertanian, Suswono, di sela-sela penandatangan nota kesepemahaman pendataan hasil tanaman pangan dan peternakan di kantor BPS, Jakarta, Kamis (3/3).
Kalau beras impor itu sudah terlanjur menjadi kepemlikan Bulog dan belum sampai pada batas akhir pengiriman, maka hendaknya tidak dimasukan terlebih dahulu ke dalam negeri. "Jadi, beras itu ditahan dulu di negara asal impor untuk bisa dijadikan cadangan beras (bulog)," kata Mentan.
Menurut Suswono, beras impor itu baru bisa masuk kembali dua bulan pasca musim panen raya. Musim panen itu sendiri diperkirakan baru selesai pada Juni nanti. "Paling tidak panen raya itu sampai Juni," katanya.
Beras impor tersebut, kata Suswono, merupakan bagian untuk mencukupi stok pangan. Khususnya buat daerah-daerah terpencil yang bukan penghasil padi seperti Maluku dan Papua. "Jadi, beras impor itu untuk stok pangan di daerah. Beras itu bukan untuk daerah-daerah produksi seperti Jawa Tengah," katanya.
Namun, pihaknya berharap Bulog dapat menyuplai daerah-daerah terpencil dengan pengadaan beras dari dalam negeri. Bulog mempunyai tugas untuk menyerap hingga 3,5 juta ton beras dalam negeri.