REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA - PT Perusahaan Listrik Negara (PLN) kembali menunda rencana penawaran saham perdana (IPO) PT Indonesia Power menjadi sekitar 2013-2014 dari jadwal semula pada tahun 2011. "Kemungkinan (IPO) baru bisa dua hingga empat tahun ke depan, setelah kita memperbaiki dulu kinerja perusahaan," kata Direktur Keuangan PLN Setyo Anggoro Dewo, usai Rapat Dengar Pendapat dengan Komisi VI DPR di Gedung MPR/DPR-RI, Jakarta, Kamis (23/2).
Menurut Dewo, pihaknya saat ini sedang fokus membenahi dua anak perusahaan yang bergerak di bidang pembangkit yaitu Indonesia Power dan PT Pembangkit Jawa Bali (PJB). "Kami berupaya mendorong mereka (Indonesia Power dan PJB) menjadi perusahaan berkategori "world class company" (berkelas dunia)," ujarnya.
Ia menjelaskan, kewajiban PLN menjadikan anak perusahaannya berkelas dunia merupakan yang mutlak dilakukan, sehingga perusahaan memiliki nilai (value) yang semakin tinggi. "Dengan kinerja yang bagus maka akan gampang jualannya (IPO). Percuma IPO dilakukan jika kualitas aset belum bagus, karena nantinya tidak optimum," ujarnya.
Menurut catatan, kedua anak usaha itu berpotensi melepas sahamnya hingga 30 persen ke publik untuk memperoleh dana sekitar Rp 10 triliun. Namun, sebelum Indonesia Power melakukan IPO, perusahaan harus lebih dulu menyelesaikan utangnya kepada PLN yang saat itu ditaksir Rp 18 triliun. Rencana IPO Indonesia Power sudah digagas sejak lama.