Rabu 09 Feb 2011 17:51 WIB

PKS: Jangan Paksakan Impor Beras

Rep: Palupi Annisa Auliani/ Red: Krisman Purwoko

REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA--Pemerintah didesak untuk tak melakukan impor beras dalam waktu dekat. Jika impor dipaksakan, hampir bisa dipastikan harga gabah dan beras di tingkat petani akan anjlok. ‘’Saya desak jangan dilanjutkan dulu impor beras, karena kita menjelang panen raya pada Maret mendatang,’’ kata Ketua Kelompok Fraksi PKS di Komisi IV DPR, Rofi Munawar, Rabu (9/2). Ketersediaan beras merujuk data BPS dan kementerian pertanian, ujar dia, mencukupi.

Selain menjelang panen raya, tambah Rofi, ada kekhawatiran produk panen kali ini tidak terlalu baik secara menyeluruh. Terutama dari sisi kualitas, karena gangguan hama dan kondisi cuaca. ‘’Kalau impor beras tetap dilakukan, akan seberapa anjloknya nanti harga  gabah atau beras petani nanti ?” kecam dia.

Rofi juga menyoroti ketiadaan sinergi di dalam kabinet saat ini dalam menyikapi persoalan pangan. Di satu pihak Menteri Pertanian dan BPS menyatakan stok beras cukup, tapi Bulog dan Kementerian Perdagangan justru berapi-api menyatakan kebutuhan impor beras. Bahkan, ujar Rofi, Kementerian Perdagangan mengklaim telah mendapat restu dan rekomendasi dari Kementerian Pertanian untuk melakukan impor beras.

‘’Saya melihat sinergi ini tidak berjalan, masing-masing kementerian berjalan sendiri-sendiri. Menteri Koordinator Perekonomian yang semestinya menjadi dirigent, tidak optimal,’’ kata Rofi. Padahal, ujar dia, soal pangan ini memiliki korelasi sangat kuat dengan ekonomi negara secara keseluuhan. Rofi mengingatkan sudah banyak contoh kasus gara-gara pangan terjadi revolusi besar di suatu negara.

Sekalipun berasal dari partai yang sama, Rofi mengritik Menteri Pertanian yang menepis ada persoalan terkait beras dengan argumen tak ada temuan antrian beras. ‘’Betul, tak ada antrian beras. Tapi ada satu kampung di Ponorogo semuanya idiot karena kekurangan gizi akibat tak bisa mendapatkan beras berkualitas bagus,’’ ujar dia.

Soal cuaca juga menurut dia tak bisa terus menerus dikambinghitamkan dalam persoalan pangan. ‘’Karena pada saat yang sama tidak ada pembenahan di infrastruktur pertanian dan distribusi hasil pertanian,’’ kata dia. Kasus cabe beberapa waktu lalu, tambah dia, ternyata ditemukan tingginya harga cabe di beberapa daerah akibat gagal sampainya panenan cabe karena buruknya infrastruktur jalan.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement