REPUBLIKA.CO.ID,SINGAPURA - Harga minyak mentah dunia naik di perdagangan Asia pada Rabu (9/2). Kenaikan ini diprediksi akibat penurunan cadangan minyak mentah Amerika Serikat dan juga aksi protes di Mesi.
Minyak mentah jenis "light sweet" pengiriman Maret naik 55 sen ke posisi 87,49 dolar AS per barel. Sementara minyak mentah "Brent North Sea" juga untuk penyerahan Maret naik 29 sen menjadi 100,21 dolar AS per barel.
"Kekhawatiran (seputar krisis politik di Mesir) masih kuat, di mana masih mendorong harga minyak mentah," kata Ong Yi Ling, analis investasi untuk Phillip Futures di Singapura.
Pada Selasa, ratusan ribu demonstran membanjiri Tahrir Square Kairo dan di kota-kota seluruh Mesir. Mereka menuntut Presiden Hosni Mubarak mundur.
Para pedagang khawatir bahwa situasi Mesir akan berpengaruh terhadap pasokan minyak mentah di Terusan Suez.
Terusan Suez merupakan jalur pengapalan utama melalui Mesir. Jalur ini yang menghubungkan jalur laut antara Eropa dan Asia.
Meski Mesir bukan merupakan produsen minyak utama, namun Terusan Suez berada di negara itu yang mengalirkan sekitar 2,4 juta barel minyak mentah per hari. Jumlah itu hampir setara dengan produksi Irak atau Brazil.
Berbagai perkiraan"penurunan yang tidak terduga dalam cadangan minyak mentah yang dibuat oleh American Petroleum Institute (API) dalam laporannya yang dipublikasikan Selasa (8/2) malam juga telah mendorong pasar minyak, kata Ong. API memprediksi penurunana sekitar 558.000 barel dalam cadangan minyak mentah AS dalam pekan yang berakhir 5 Februari.
Ikuti Whatsapp Channel Republika
