Jumat 04 Feb 2011 12:12 WIB

Empat PLTG Belum Peroleh Kepastian Pasokan Gas

REPUBLIKA.CO.ID, PEKANBARU - Empat Pembangkit Listrik Tenaga Gas (PLTG) milik PT PLN yang akan direlokasi dari Jawa ke Duri, Kabupaten Bengkalis, Riau, belum mendapat kepastian pasokan gas untuk bahan bakar. Perusahaan gas PT Kalila Energy yang dikabarkan akan memasok gas untuk pembangkit berdaya optimal 82 megawatt (MW) itu membantah telah membuat komitmen tersebut.

"Tidak ada itu kesepakatan gas untuk pembangkit di Duri," kata Manager Communication Kalila Energy, Dahrul Hidayat di Pekanbaru, Jumat (4/2). Bantahan Dahrul merupakan tanggapan pernyataan Manajer SDM dan Humas PLN Wilayah Riau-Kepri, Suhatman, bahwa PLN sudah mendapat kepastian bahan bakar PLTG dari Kalila.

Kebutuhan pasokan gas untuk empat pembangkit 82 MW tersebut diperkirakan mencapai 32,8 juta kaki kubik per hari (MMSCFD), dengan asumsi umumnya penggunaan 1 MMSCFD bisa menghasilkan tenaga listrik 2,5 MW. Menurut Dahrul, hingga kini belum ada proses negosiasi dari PLN mengenai jual-beli gas untuk empat pembangkit di Duri.

Perusahaan gas milik grup Bakrie itu baru terikat kontrak dengan PLN untuk pasokan dari lapangan gas di Kabupaten Pelalawan ke PLTG Teluk Lembu di Pekanbaru sejak 2005. "Coba lihat di peta lokasi lapangan gas kami di Pelalawan ke Duri jaraknya jauh," ujarnya.

Sebelumnya, Suhatman mengatakan pasokan gas untuk empat PLTG yang direlokasi ke Duri pada tahun ini sudah aman karena mendapat kepastian dari Kalila. Proses relokasi pembangkit tidak akan memakan waktu lama dan ditargetkan rampung pada September 2011. "Pasokan gas dari Kalila," katanya Kamis (3/2).

Empat unit pembangkit yang akan direlokasi terdiri dari satu unit PLTG Gilitimur di Madura dengan daya 20 MW, satu unit PLTG Sunyaragi dari Cirebon berdaya 18 MW dan dua Unit PLTG Cilacap dengan daya 2 x 22 MW.

Suhatman menjelaskan, PLN sebenarnya merencanakan relokasi tujuh pembangkit dari Jawa ke Duri. Namun, rencana tersebut dilakukan secara bertahap hingga 2012.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement