REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA - Pergerakkan mata uang dalam negeri kembali melemah sebesar tiga poin dipicu oleh ekspektasi "outlook" ekonomi AS yang menunjukkan pergerakkan positif. Kurs rupiah terhadap dolar AS di pasar spot antarbank Jakarta pada Selasa pagi di posisi Rp 9.050, turun tipis dibanding sebelumnya yang sebesar Rp 9.047.
Pengamat Eko Capital Securities Cece Ridwan di Jakarta, mengatakan, data ekonomi AS yang akan dirilis pada minggu ini menjadi katalis terhadap keadaan ekonomi AS yang lebih baik dibanding sebelumnya. "Hal ini akan berikan dampak positif untuk mata uang dolar AS untuk bergerak lebih menguat," katanya.
Data itu salah satunya, lanjut dia, kepercayaan konsumen AS yang dirilis diprediksi meningkat menjadi 54,2 di Januari atau lebih baik dibanding data pada Desember 2010 yang sebesar 52,5. Ia menambahkan, Presiden AS juga akan memberikan pidato kenegaraan yang akan fokus pada pemotongan defisit, pengurangan pengangguran, dan memastikan terjaganya daya saing ekonomi AS di ekonomi global.
Selain itu, lanjut dia, pelemahan harga minyak juga akan menjadi katalis melemahnya nilai tukar mata uang dalam negeri. "Penurunan harga minyak akan membuat pasar Asia melanjutkan pelemahan termasuk mata uang rupiah pada perdagangan hari ini," kata dia.
Sementara itu, kata dia, harga minyak mentah kembali ditutup turun ke 86,67 dolar AS per barel. Namun, tambah dia, Indonesia masih terus berusaha menarik minat pelaku pasar asing untuk menempatkan dananya masuk ke dalam negeri.
Pasalnya, pasar eksternal masih memberikan nilai positif terhadap pasar Asia termasuk Indonesia. "Kami optimistis pelaku pasar akan masuk pasar membeli rupiah untuk bermain saham," ucapnya.