REPUBLIKA.CO.ID, NEW DELHI--Mobil termurah di dunia, Tata Nano, sedang mengalami krisis. Penjualannya sejak April 2009 jeblok, padahal India adalah pasar mobil terbesar di dunia nomor dua setelah Cina. Dijual seharga 2.200 dolar AS namun tetap tak laku, apa dengan Tata Nano?
"Tata Nano punya segudang masalah besar. Terutama masalah fitur keselamatannya," demikian ulasan Washington Post. Tercatat hingga kini sudah ada enam mobil Tata Nano yang terbakar tiba-tiba. Diperkirakan, ada masalah di saluran udara atau sistem elektrik Nano.
Mobil yang dijuluki mobil rakyat ini juga menderita karena strategi marketing yang gagal total. Strategi penjualan Tata Nano dilindas oleh General Motors India dan Maruti Suzuki, yang harga mobilnya tiga kali lebih mahal dari Nano.
Kedua pabrikan ini sangat agresif beriklan, menjangkau konsumen keluarga muda. Target utama mereka adalah para pekerja call center yang memang menjamur di India. Selain itu, GM dan Maruti juga mengobarkan jargon kalau mobil mereka lebih berkualitas dan dapat diandalkan.
Masalah lainnya juga adalah stiker di Tata Nano. Tiap mobil Nano ditempel stiker 'Mobil Murah'. Produsen menganggap ini adalah ide yang baik, sebagai salah satu gimmick ke konsumen.
Sayangnya, stiker murah itu menjadi bumerang. Menurut Ashish Masih, asisten editor majalah What Car?, target konsumen Nano adalah keluarga yang menginginkan sebuah mobil sebagai simbol status. Dan Nano sudah memposisikan diri sebagai mobil dengan status murah.
"Keluarga mana yang mau membaca citra kalau mereka naik mobil murah? Nano harusnya mengubah citra stiker itu," katanya. Diperkirakan, ada 300 juta jiwa yang masuk kategori berpengahasilan menengah, yang masuk dalam target Nano.
Namun sejauh ini penjualan mereka masih jeblok. Di pabriknya di Gujarat, sebanyak 7.000 unit Nano mangkrak belum terjual. Selama November lalu, Nano hanya berhasil terjual 509 unit.