Selasa 21 Dec 2010 06:45 WIB

Ssst... Ekonomi Indonesia Tumbuh Karena Beruntung

Rep: Teguh Firmansyah/ Red: Djibril Muhammad
Ketua Pengurus Pusat ISEI Didik J Rachbini
Ketua Pengurus Pusat ISEI Didik J Rachbini

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA--Ketua Pengurus Pusat ISEI Didik J Rachbini menilai tumbuhnya perekonomian Indonesia saat ini lebih disebabkan karena faktor keberuntungan. "Lebih karena faktor beruntung," tukasnya dalam catatan akhir tahun 2010 Perekonomian Indonesia Pengurus Pusat ISEI, Senin (20/12).

Keberuntungan itu, kata Didik, karena masuknya aliran modal masuk yang cukup besar serta konsumsi domestik yang tinggi. Pertumbuhan juga lebih ditopang oleh sektor transportasi, pariwisata serta perdagangan. Namun bukan karena pertumbuhan di sektor Industri. "Padahal pilarnya ini Industri, tapi Industri kita ternyata amblas. Lihat seperti garmen, pakaian, sepatu lajunya negatif, kita kalah jauh dengan China," kata dia.

Menurut Didik sektor Industri memang tumbuh. Sayangnya pertumbuhannya itu lebih ditopang oleh industri non manufacturing. Bukan manufaktur yang menyerap tenaga kerja cukup besar. "Eskpor kita masih banyak bahan-bahan mentah," ucapnya.  

ISEI memproyeksikan pertumbuhan ekonomi Indonesia pada 2011 antara 6,5 sampai 6,75 persen diatas proyeksi pemerintah 6,4 persen.  "Ini kita proyeksi konservatif. Kalau mau kita bahkan bisa capai 7 persen," terangnya.

Ketua Komite Ekonomi Nasional Chairul Tanjung mengatakan pertumbuhan ekonomi Indonesia pada tahun depan masih akan ditopang oleh hasil tambang, perkebunan dan konsumsi domestik. "Kita ingin hasil tambang ini jangan hasil mentahnya saja, tapi produk-produk olahnnya. Begitu juga untuk Crude Palm Oil (CPO)," terangnya.

Menurut Chairul KEN memproyeksikan pertumbuhan tahun depan 6,4 persen. Angka ini memang harus disyukuri. Tapi bukan berarti harus diam, karena setelah 6,4 harus didorong lebih tinggi lagi. Salah satu upaya itu yakni dengan menghilangkan segala hambatan ekonomi (debotlenecking) yang sampai saat ini belum sepenuhnya berhasil. "Antara suply dan demand ini harus kita perbaiki," ucapnya. 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement