Kamis 09 Dec 2010 05:06 WIB

Harga Baja Diprediksikan Menguat pada 2011

Rep: shally pristine/ Red: Krisman Purwoko

REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA--Harga jual baja dunia diperkirakan menguat hingga 20 persen pada tahun depan dibandingkan saat ini. Sekarang, harga rata-rata baja canai panas (hot rolled coil/HRC) mencapai 700 dolar AS per ton.

Direktur Pemasaran PT Krakatau Steel (KRAS) Tbk, Irvan Kamal Hakim, mengatakan, penguatan harga baja didorong dua faktor, yakni kenaikan harga bijih besi dan batu bara serta faktor lain-lain. "Perkiraan yang 20-30 dolar AS per ton itu dari kenaikan bahan baku, kalau yang faktor lain-lain belum dapat saya prediksi. Secara overall, kenaikannya 15-20 persen," katanya kepada wartawan, Rabu (8/12).

Faktor lain-lain yang belum dapat diukur dampaknya, menurut dia, salah satunya adalah perang kurs antara negara. Perang kurs ini menyebabkan dolar Australia menguat secara signifikan terhadap dolar AS. Selain itu, pemulihan ekonomi di AS dan Eropa juga tak secepat yang diharapkan.  "Sebagian besar industri baja di Eropa, AS dan Australia memangkas produksinya," katanya.

Sementara itu, Irvan menghitung konsumsi baja dunia akan mencapai 950 juta-1 miliar ton pada 2011. Sedangkan secara global, produksinya diperkirakan mencapai 1,2 miliar ton. Jumlah ini kurang lebih sama dengan besaran tahun ini, karena tidak terjadi pertumbuhan yang signifikan baik konsumsi maupun produksi karena faktor kurs dan perekonomian tadi.

 

Irvan memperkirakan penjualan KRAS bisa mencapai 2,1 juta-2,2 juta ton baja pada tahun depan. Dia mengharapkan, pangsa pasar BUMN pelat merah itu di segmen otomotif dapat dilipatgandakan. Tahun ini, KRAS baru dapat meraup 6,4 persen pasar yang ada. "Selama Hino dan Toyota. Tahun depan kita merambah ke Mercedes jenis truk dan bus serta Mitsubishi," katanya.

Sepanjang semester kedua 2010, menurut dia, kinerja KRAS relatif membaik ketimbang semester pertama. Namun, ada momen lebaran yang membuat bisnis baja berhibernasi selama dua pekan. Selain itu, ekspansi pabrik baja lembaran panas (hot strip mill/HSM) membuat produksi terhenti pada Oktober-November. "Sekarang sudah jalan lagi, kita harapkan produksi besar dalam waktu singkat," ucapnya.

 

Seberapa tertarik Kamu untuk membeli mobil listrik?

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement