REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA--Badan Pengatur Hilir Minyak dan Gas Bumi (BPH Migas) mengungkapkan, mobil pribadi merupakan konsumen terbesar BBM bersubsidi di Indonesia. Diantara premium dan solar, porsi untuk mobil pribadi sebanyak 53 persen dan 40 persen oleh sepeda motor.
Kepala BPH Migas, Tubagus Haryono, menuturkan data yang dimiliki pihaknya menunjukkan, yaitu kuota BBM bersubsidi sebanyak 36.504.779 kiloliter (KL), dengan rincian premium 21.454.104 KL, solar 11.250.675 KL, dan minyak tanah 3.800.000 KL. "porsi terbesar, yakni 53 persen dari konsumsi BBM bersubsidi dipakai oleh mobil pribadi dan pelat hitam," katanya di DPR, Senin (6/12).
Sisanya, lanjut Tubagus, 40 persen dikonsumsi oleh sepeda motor, kemudian angkutan barang mengonsumsi sebanyak empat persen, dan sisanya angkutan umum tiga persen.
Saat ini, menurut Tubagus, dari data yang dimiliki pihakanya paling tidak dari 768 stasiun pengisian bahan bakar umum (SPBU) di Jabodetabek, yang telah menjual Pertamax sebanyak 546 SPBU. "Dan sekitar 174 SPBU memiliki potensi untuk menambah penjualan Pertamax dan sisanya perlu investasi tangki Pertamax," jelasnya.
Saat ditanya soal pembatasan BBM bersubsidi, Kepala BPH Migas masih enggan menolak untuk menjelaskan hal lebih rinci sampai adanya kesepakatan antara pemerintah dengan DPR. "Ini bukan domain BPH Migas. Nanti, tunggu hari Kamis pembahasan antara pemerintah dan Komisi VII," tegasnya.
Sementara itu, Direktur Utama PT Pertamina, Karen Agustiawan menjelaskan, pihaknya tidak akan memberlakukan pembatasan BBM bersubsidi pada awal tahun 2011 nanti sampai adanya aturan yang jelas. "Sebelum ada revisi terhadap Peraturan No 55 tahun 2005 dan No 9 tahun 2006, maka konsumen kendaraan bermotor milik pribadi masih berhak membeli BBM bersubsidi," tegasnya saat RDP dengan komisi VI di hari yang sama.
Karen menjelaskan, membengkaknya realisasasi BBM bersubsidi dari kouta yang diberikan pemerintah, lantaran tidak dibatasinya populasi kendaran bermotor di Indonesia dengan permintaan yang selalu meningkat, sekitar 5-6 persen per tahun. "Hal itu mengakibatkan tingginya permintaan akan BBM bersubsidi, khususnya untuk Premium dan Solar di SPBU," paparnya.